Sabtu, 23 Februari 2013

Recovery, Rewind, Remind

Hari baru, aku tau hari ini aku terbangun di rumah sakit tanpa tau apa yang aku alami.Muncul seorang wanita yang sebenarnya nampak familiar tapi aku tak tau dia siapa. "Kamu siapa?" "Saya ibumu Chila" "Ibu? aku kenapa?" "Kamu kecelakaan sayang" "Kecelakaan apa?" "Mobil" "Ko bisa? aw!" "Kamu masih harus banyak istirahat, Chil" Aku sejenak tertidur.

Sampai pada akhirnya, setelah proses recovery yang cukup alot, aku pun mencoba untuk masuk sekolah. Sedikit membaca-baca buku catatan yang aku tulis sejak kemarin-kemarin. Ibu mengingatkanku bahwa aku terkena gegar otak ringan, artinya semuanya bisa pulih kembali. Aku cukup familiar dengan gegar otak ini. Maka aku pun segera mencari di internet apa sebenarnya gegar otak ringan itu. Akan lebih sulit untuk mengingat memori terdalam. Oke, berarti sebagian besar hal yang aku suka aku akan lupa,artinya, kalo aku ga diingetin apa apa, bisa jadi aku gaakan bahagia. Gimana ceritanya ._. Mamah segera masuk kamar dan memberitahu bahwa ada seorang teman yang datang. Namanya Vicka. Sedikit familiar.

"Aaah, Chilaa akhirnya kamu sembuh jugaa!" "Maaf kamu siapa?" "Aku sahabat kamu bangeet, kita cees bangeet Chil!!" "Hmm hai Vicka, mungkin kamu harus ngingetin aku tentang banyak hal yang pernah kita lakuin" "Oh, aku lupa. Iya Chil, pasti! Aku mau ngasih kamu catetan yang kamu tinggalin selama koma" "Ohiyaa, makasih Vicka, ayo masuk dulu!" "Chil, gimana kamu sekarang? udah enakan?" "Lumayan Vick, setidaknya ga sepusing kemarin-kemarin" "Udah ketemu sama Ka Damar?" "Haduuh siapa lagi ituu?" "Hah?" "Vicka, bisa kesini sebentar?" "Eh, iya Tante.... Ada apa?" "Jangan kasih tau apa apa tentang Damar dulu, Damar ngerasa bersalah sama Chila waktu itu jadi dia gamau Chila tau" "Oh, iya deh Tante" "Kenapa tadi Vick?" "Ngga, terus, ini kimianya, guru PLP nya ganteng banget loh Chil!" "Oya? Haha iyaa deh, kamu kan butuh move on Vick" "Nahloh, Chila udah inget deh" "Iyaa bener haha Alhamdulillah" 

Sudah 2 bulan masuk sekolah. Selalu saja rasanya ada yang kurang, ada yang ganjil. Kaya orang lupa sama makan. Bahkan, saat aku dateng, banyak orang yang nanyain kabar dan kadang aku ga kenal mereka siapa. Termasuk Pa Rus. Saat aku pulang sekolah, Vicka yang mengingatkanku harus ikut kelas olimpiade. Pas aku inget sama Pa Rus, bisa-bisanya amnesia ngalahin Pa Rus -___-
----------------------------------------------------------------------------------------

Kalo dipikir-pikir, terlupakan tuh sakit juga yaa. Chilaa, Chila. you're my drugs right now. Berbulan-bulan ga ada komunikasi, rasanya desperate banget! Yaa meskipun ngga ngurangin semangat aku untuk ngejalanin yang lain, tapi rasanya beda banget kalo gaada kamu Chil. Cerita ini beneran sangat drama meloooow, sinetron banget haha. Tapi namanya orang sayang banget dan sekarang berubah jadi kangen banget. Amnesia, seberapa berpengaruh sih satu hal itu buat seorang yang strong kaya Chila. Ga mungkin dia tiba-tiba lupa tentang sesuatu yang bahkan dia juga mungkin kangenin :) Gatau deh. Kaya dua tahun tanpa Chila meskipun cuma 2 bulan.. "Damar! Kenapa maneh ngelamun aja?!" "Nteu, ngan kitu we lah" "Kangen nyaa? Da nyaah ka Chila ge urang ge taueun atuh Mar" "Haha, kumaha nya, asa.." "Mun teu kiat mah ngomong we atuh" Sialan, orang mulai tau aku kaya gini. Nah, itu Chila. Samperin ngga ya, udah lah, biar dia inget sendiri daripada harus diingetin malah ngedrop lgi ntar tuh anak. Ohiya, waktu Chila diingetin tentang mamah dan Vicka, Chila tekanan darahnya rendah banget, makanya aku ga berani menawarkan diri untuk diingat ingat, meskipun pengen banget.

Sampe di mobil. Mobil, mobil pembawa sial itu loh, Corona yang annoying banget, tetep aku bawa karena pemberian dari Ayah. Meskipun Ayah menawarkan aku untuk membeli mobil baru dan menjual yang ini, aku tetap tidak mau. Ini pemberian Ayah, sudah cacat dan rusak karena aku, tak mungkin aku lepas tanggung jawab begitu saja, at least sampe aku bisa beli mobil sendiri baru aku mau menjual mobil ini. Anggaplah aku membalas hutang Ayah mengenai mobil. Tak lama, sampai di rumah, rasanya ingin sekali aku menangis, saat aku mengingat kejadian di rumah sakit waktu itu....

"Chila sudah siuman" "Alhamdulilllah, benar begitu Ayah?" "Iya, tadi Ayah sempat kesana untuk menjenguk, meskipun masih terlihat seperti orang bingung" "Iyalah pasti" "Kamu mau jenguk?" "Iya Yah, mau sekali" 

Aku merasa sangat semangat sekali. Saking semangatnya sampai aku lupa bahwa Chila amnesia. Saat melihatnya sadar, aku langsung berlari ke arahnya tanpa ingat kakiku, dan itu membuatku hampir terjatuh dan langsung bertumpu pada kasurnya Chila. Saat aku ada di sampingnya, ia hanya melihat dengan ekspresi wajah kebingungan dan sedikit kesal "Ngapain sih? Kamu siapa lagi?" "Eh maaf, salah yaa" Dan Ayahku segera membopohku kembali ke kursi roda dan kembali ke kamar. "Ayah, Damar ingin sendirian dulu, gapapa kan? Ayah makan aja dulu, dari tadi pagi kan Ayah belum makan" "Yasudah, Ayah cari makan dulu yaa, mau nitip apa?" "Ngga mau nitip apa-apa" Yang aku pikirkan hanyalah, itu satu hal yang paling aku takuti dan paling membuatku cemas, dan itu segera terjadi karena kebodohan dan kegegabahanku. Sungguh, rasanya bukan malu karena merasa salah kamar, tapi sakit sekali. Orang yang beberapa hari yang lalu masih berbicara, masih duduk disamping ku du dalam mobil itu, tiba-tiba terbaring disini dengan kondisi tak mengenali orang-orang terdekatnya. Itu sungguh menyakitkan saaat aku akhirnya tahu ini benar-benar akan terjadi. Melihat wajahnya yang begitu sayu dengan kondisi yang sama sekali tidak mengenaliku. Demi apapun rasanya kacau sekali. Kacau sekali. Sampai-sampai di sekolah, setiap aku melihat Chila di Masjid atau sekedar menemani Vicka ke kantin, pasti dia menatapku seolah-olah dia sedang memikirkan suatu hal yang, aku pikir dia tak suka padaku, tatapan dari atas kebawah, dengan sedikit dagu terangkat. Aku tak pernah melihat Chila yang seperti ini. Aku... rindu Chila yang dulu. Aku lihat hape, tak ada sms, biasanya ada 2 sampai 4 sms isinya dari Chila yang kadang curhat, atau protes karena smsnya tak segera aku balas karena aku ketiduran. hmm *Ketawa kecil* Indah sekali sepertinya masa lalu itu. *tikkkk terus saja aku menangis setiap mengingat semua yang sudah aku jalani.

----------------------------------------------------------------------------------------

Dan aku duduk disamping seorang cowo yang sepertinya terlihat pendiam. Tapi aku yakin dia bukan orang yang pendiam. Aku sedikit kesal dengannya karena menabrak kasurku di rumah sakit begitu keras dan membuat aku merasa sangat pusing sekali. Dan aku terheran-heran tenyata dia satu sekolah denganku. Ingin berkenalan, tapi rasanya canggung karena aku terlanjur kesal dan tidak suka dengannya. Tapi setiap aku melihat ataupun memikirkannya, aku bisa merasakan, my heart pumped faster. Aku ga ngerti kenapa, bahkan sekarang saja demikian. Apa mending aku tanya saja dia siapa, sambil mempertanyakan siapa yang sebenarnya dia ingin jenguk saat di rumah sakit itu?

"Kamu, eh, kaka yang kemarin nabrak kasur aku itu kan? Ko bisa ada di rumah sakit yang sama dan ko bisa sampe salah kamar?" "Eh, iya, iyaa maaf yaa, kemarin aku kangen banget sama orang itu, eh taunya salah kamar hehe" "Emang siapa?" "Haha, someone special sih" "Oalah, udah sembuh dia?" "Masih recovery sih, tapi dia kuat kom pasti cepet sembuhnya" "Oh, cepet sembuh yaa" "Iya makasih Chil" "Ko kaka tau nama aku?" "Kamu kan amnesia, kita pernah kenalan kali, berapa bulan kita duduk sebangku terus sampe kaka bosen duduk sama kamu, hahaha" "Ko, kaka nyebelin banget sih, haha" "Maaf tapi memang kita dulu pernah kenal, tapi ka..." "Bentar, nama kaka siapa?" "Kepo banget apa kepo aja nih?" "Serius ka" "Ehm, Damar, Damar Lingga Kusuma" "Oh, salam kenal lagi ka" 

Aku familiar sekali dengan nama ini. Rasanya aku sering sekali mendengar nama ini, Tapi, setelah mendengar namanya, otakku rasanya seperti layaknya knalpot damri yang ngebul, apalagi ditambahin dengan soal-soal olimpiade dari Pa Rus. Sampai pada akhirnya aku harus izin pulang karena kepalaku rasanya begitu sesak. Entah dengan apa.

Aku ambil handphoneku. Hendaknya menelfon Mamih yang pasti mendengar aku izin dan minta dijemput akan histeris dan cerewet ini. Hmmm, Mommy, call.... wait, telfon masuk. Ka Damar. Aku punya kontak dia? Gimana bisa?
"Halo? Ada apa ka?" "Kamu kenapa?" "Kepo banget apa kepo aja?" "Serius Chil" "Haha fotokopian banget sih, aku pusing aja ka, namanya lagi recivery haha" "Mau kaka anter pulang ngga?" "Ngga usah deh, aku baru aja mau nelfon mamah" "Yaudah, kalo ada apa apa telfon kaka aja ya" "Siap letnan!"

Kenapa orang ini perhatian banget. Hus, Mommy, CALL!
"Nomor yang Anda panggil tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi" Yaah malah dimatiin mamih nih gimanaa. Satunya deh "Semangat Pagi! Mommy Chila disini, cuap cuap setelah Beep nya ya! *BEEP" Mooommyyy, gabisa dihubungi banget yak. Eh iya, Mamih kan lagi rapat di Jakarta, mana bisa jemput aku -___-. Siapa yang bisa anter aku pulang.

Aku ke kantin untuk beli teh manis panas, supaya agak mendingan. Dari kejauhan meskipun goyang aku bisa liat ada orang yang berlari ke arah aku. Itu siapa ya? "Chila! Ko belum pulang? Gajadi dijemput?" "Mamih lagi rapat di Jakarta" "Yaudah kaka anter pulang yaa sekarang, kaka ambil tas dulu" "Eh ka, gausah, paling mamih bentar lagi juga pulang, biar bisa dijemput sama temen mamih yang ada di kantor Bandung aja" "Lama, kaka anter pulang yaa. Tunggu sebentar" "Ka, kan masih setengah jam lagi pelajaran" "Tunggu sini." "Ka, gausah" Keburu ngeluyur deh orang itu. Yasudah aku abisin aja dulu teh nya, paling juga ga dibolehin sama Pa Rus pulang, mau ngapain coba haha. "Ayo Chil, kaka anter" "Hah? Dibolehin emang sama Pa Rus?" "Sampe cicak yang ada di kelas juga ngebolehin masa Pa Rus kaya Bidadari ala laki-lakinya ga ngebolehin" "Ngomong apa sih ka ngga ngerti beneran deh hahahahahahahaaaa" "Malah ketawa, yuk pulang, dari pada harus ngegendong kamu keburu pungsan -_-" "Iya iya, naik mobil ka?" "Iya, mau pulang apa mau ke rumah sakit dulu?" "Bosen aku ke rumah sakit mulu, pulang aja ka" "Yaudah, dirumah kamu sendirian lebih resiko, kamu udah makan?" "Sekarang jam berapa sih emang?" "Jam 3" "Oh, aku belum makan sore" "MAKAN SORE?! 4 kali kamu makan sehari sekarang?" "Emang dulu aku makan berapa kali? Kata mamih sih 4 kali" "Sesat, yaudah kamu makan dulu aja, jangan-jangan karena kamu belum makan" "Iya kali ya. Ke rumah makan padang aja deh ka" "Yee, tensi kamu kan bisa tinggi tiba-tiba" "Ko kaka tau?" "Ehm, eh, eemm, iya yaa, kamu kan pendek" "Sialan -_- yaudah terserah kaka aja deh aku pusing banget ka" "Kamu kaya preman ya hahahahha" "Ko ketawa ._." "Ngga, udah tidur aja ntar bangun bangun makan"

Aku juga ga ngerti kenapa aku bisa ceplas ceplos aja sama orang ini. Kaya yang udah kenal deket banget. Dan kaka ini juga ga keberatan aku kaya preman dan ceplas ceplos dan ngejek ngejekin dia dan ngata ngatain dia dan dengan enaknya ditraktir tanpa ngerasa ga enak, dan, nyantai nebeng orang! "Ka, stop stop stop!" "Kenapa kamu?" "Kaka tuh sebenernya siapa sih?" "Emmm, tadi di kelas kita udah kenalan kan?" "Bukan nama, kaka yang siapa?" "Yaa orang yang sebangku sama kamu dan ngebantuin kamu makan sekarang ._." "Aku bingung. Hahhh, masih jauh ngga ka?" "Udah sampe, tuh disana rumah makannya" "Oalah, huuuufffff"

Saat makan disana, dengan reflek Ka Damar langsung pesenin aku Soto Sadang Daging Kuah Bening. Aku bingung sama orang ini, kayanya dia tau segala tentang aku deh, sampe tensi darah aku pun dia tau, apa dia punya sixth sense ya? Mungkin aja. Terlalu pusing aku untuk mikirin hal-hal yang terus muter di otak dan membuat hasil knalpot Damri kebul dan bau itu. Pesenan dateng, aku makan. Sampe abis. Mungkin aku memang kelaperan aja kali yaa, emang jam segini aturan aku udah beres makan.

"Pantes kamu gendutan Chil kalo kamu makan kaya gini terus caranya mah hahaha" "Kaya kaka tau aja dulu aku kaya gimana" "Hmm,  tau dong" "Tuh kan, kaka tuh siapa sih?" "Biarkan waktu yang menjawab, meskipun waktu gapunya mulut. Mbak, billnya" 

Aku ganyangka rasanya kaya mimpi. Banyak banget yaa yang dia tau kayanya dari aku. Dan di dalem mobil ini, seolah aku inget sesuatu, dan ini tuh nyesekkin banget, aku kewalahan untuk nafas. Hingga berkali-kali aku harus menarik nafas dalam dalam, serasa kekurangan oksigen, dingin sekali rasanya.

"Chil, kamu gapapa?" "Ngga ko" "Nih pake jaket kaka aja" "Gausah ka" "Pake aja, kamu sekarat kaya gitu masih mau bilang ngga papam dasar cewe -_-" "Yaudah, makasih ka" "Iya sama sama" "Kaka buka aja yaa kacanya" "Iya" 

Saat dia bilang kaca, dan hembusan angin mengelus wajahku, meskipun campur knalpot, tapi rasanya lebih segar dari tadi. Perjalanan yang cukup jauh karena tempat makan memang daerah Bandung atas, cukup macet lagi. Lelah rasanya di jalan. Kaca aku tutup karena mulai tidak mengenakan, di belakang Bus Damri -_-. AC pun dinyalakan. Ini lebih baik dari pada knalpot. Aku memastikan handphone dalam mode getar agar mamih bisa menghubungi aku dengan segera. Tapi tidak juga. Rasanya bosan sekali dengan macet jalan. Radio yang menyala pun memutar lagu yang memang sedikit menenangkan. Ka Damar mungkin sering mendengar saluran ini. Karena spertinya sejak berangkat hingga sekarang masih Prambors. Aku iseng membuka dasbor. Aku bisa melihat ada bungkus Toblerone White Chocolate. Aku lihat isinya kosong. Mana mungkin ada coklat di dasbor, melted dong-_-. Tapi entah kenapa tubuhku merinding, seperti mendengar symphoni yang indah secara tiba tiba. Lalu aku melihat sebuah truk yang sangat besar berwarna hijau di lajur kiri. Itu mengingatkan aku dengan sesuatu. Dadaku rasanya kembali sesak. Pusing sekali. Rasanya seperti darah tibatiba berhenti mengalir. Sakit sekali. Hingga aku meremat tangan Ka Damar yang memang sedang memegang perseneling gigi mobil. Sejenak mendengung. Hingga beberapa saat, Ka Damar mencoba untuk menyadarkan aku. Aku pun sadar meskipun tidak sepenuhnya. Ia memberiku sebotol air mineral. Aku minum dengan hati-hati dan perlahan. Tiap tetes air yang mengalir di tenggorokanku rasanya sakit sekali. Entah apa yang terjadi dengan tubuhku. Aneh. "Apa yang kamu rasain Chil?" "Pusing, sesek, susah nafas, kesemutan, sakit, sakit semua" "Kita ke rumah sakit aja yaa?" "Gausah, pulang aja ka. Aku ingin tidur" "Yaudah, aku anter pulang, udah deket ko, kamu sabar yaa" "Eh iya ka, telfon Vicka" "Iya, lgi di telfon ko"........................"Vicka, ke rumah Chila, SEKARANG! Udah Chil, kamu tidur aja, masih lumayan macetnya. Bentar lagi kita sampe ko, sabar yaa" "Iyaa ka pelan-pelan aja"

Hilang....... Tidur dengan nyenyaknya. Rasanya enak sekali. Rasanya baru sebentar. Aku bisa merasakan seseorang yang sedang menggendongku. Aku sedikit membuka mata. Kang Damar. Lemas sekali tubuhku. Aku masih memakai jaket Kang Damar yang sedikit kebesaran ku kenakan. Aku mendengar suara Vicka. Pasti dia sudah sampai di rumah lebih dulu. Aku mendengar pintu kamar yang tertutup. Dan suara Vicka yang mencari-cari minyak tawon. Untuk mengurut perlahan kaki, tangan dan memijat pelan kepalaku. Aku baru tahu kalau Vicka memang ahli pijat. Benar benar enak sekali rasanya. Hingga aku tersadar sepenuhnya.

"Chil. kamu kenapa sih?" "Gatau tiba-tiba aja aku begini Vick" "Ka Damar emang ngapain kamu?" "Ngga ngapa-ngapain, ko kamu kenal sama Ka Damar?" "Iya laah, dulu kan kamu sama dia deket banget masa kamu lupa" "Hah?" "Eh, iyaa gitu deh Chil. Yuk, Ka Damar nunggu diluar dari tadi, kasian cape" "Yaampun" -------------------- "Ka Damar masih disini aja? Makasih yaa" "Iyaa sama sama, udah enakan?" "Udah ko, tadi sotonya lumayan ka hehe" "Yaudah kalo gitu, kaka pulang duluan yaa, gaenak gaada mamah kamu" "Iya, makasih loh ka" "Iyaa sama-sama, cepet sembuh Chil"------------------"Chila, kamu beneran gapapa?" "Yaampun Vick, beneran deh beneraaan, Aku baik baik aja. Dirimu masih mau disini? bentar lagi mamih juga pulang nih kayanya" "Iya memang, sampe mamihmuu sampe rumah aja yaa aku pulang, aku mau ngerjain beberapa PR soalnya" "Iya deh, tunggu aja yaa" 

Aku heran, Ka Damar ko sampe segitunya sama aku? Apa dulu aku sama dia pernah ada sesuatu? Rasanya hari ini aku seneng banget bisa ngbrol sama dia, sampe sampe dianter pulang meskipun dengan keadaan demikian. EH sebentar. Jaketnya Ka Damar! Lupa kan jadinya. Aku simpan jaketnya di sampiran kursi belajar, supaya besok aku bisa mengembalikannya. Karena aku anaknya kepoan pasca amnesia, aku bukain sakunya satu persatu. Siapa tau bisa nemu KTPnya atau KP nya hahahaa. Aku bisa nemuin beberapa note yang ditulis pake pensil. Mungkin karena disela-sela pelajaran ada beberapa yang ditlis diatas sobekan buku tulis. Ada yang lecek karena mungkin hendak dibuang tapi lupa, ada juga yang terlipat rapi. Aku baca semuanya. Mulai dari rumus jitu fisika dan matematika. Ada juga yang tulisan. Aku baca tulisannya

How a second could changed my whole life? How could I miss a girl too much like this? This moment could kill me, MY ME

CAN I HAVE A TIME MACHINE? SO I CAN GO BACK TO THE PAST THEN FIX EVERYTHING, FIX MY CAR, or may be, fix her

Allah, please, I miss her so much. I can't stand, just sit down in a silence beside her, twice in a week, then I can't tell anything. Please, don't give me this misery, God

Chila, Chila Santrilia Lestari, tons of love, Swear God I Miss You So Much, it's not enough just see your face from a distance but you can;t recognize me. Wanna hug you tightly and say sorry for makin you like this

Apa maksudnya?

--------------------------------------------------------------------------------

Chila, aku seneng banget hari ini bisa ngobrol sama kamu. Kamu, ya CHILA yang dari dulu aku kenal. Senang sekali rasanya. Itu cukup mengobati rasa kangen aku sama kamu. Bisa menyentuh kamu bahkan ngobrol sama kamu aja udah cukup. Chila, sepertinya memang amnesia ga bisa bunuh kamu ya, kamu tetep kaya kamu yang dulu. Yang "benci" sama aku hahahahaha. Tapi apa jadinya kalo Chila tau tentang semuanya?

Bel pulang udah bunyi. Pasti Chila lagi jalan sama Vicka keluar. Aku kan bisa alibi ngambil jaket aku yang ketinggalan di rumah Chila. "Ka DAMAR!" Bener aja kan.

"Ada apa Chil?" 'Makasih jaketnya" "Sama-sama, biasanya sama Vicka?" "Aku mau ngomong sama kaka" "Ngomong aja, serius banget?" "Ngga disini tapi. Maaf lancang, kaka bawa mobil kan? kita ngomong di mobil kaka aja" "Sekalian kaka anter pulang aja atuh?" "Yaudah deh, Vicka ada remedial, pulangnya masih rada sorean" "Oke deh, yuk caw" ----------------------- "Aku nemu ini di jaket kaka. Aku tau sejak awal, dulu pernah ada sesuatu antara kita. Kenapa kaka ga pernah nongol? Kaka jadi gasuka sama aku yang jadi amnesia?" "Bukan gitu" "Aku tau kita pernah ada apa ka, aku inget semuanya. Tapi kenapa kaka ga ada saat aku emang butuh untuk mengingat semuanya lagi, kenapa kaka gaada?" Bukan kaka gaada Chila" "Apapun namanya kaka emang gaada disana. Setelah aku sadar, kenapa kaka ga ngingetin aku kaka siapa, kenapa ka? Atau kaka malu setelah aku amnesia, kaka malu punya pacar yang amnesia tiba tiba?" "Bukan gitu Chila" "TERUS APA KA?!" Chila nangis kejer "Kaka emang gaada kan?" "Dengerin kaka dulu Chil" "Aku benci sama kaka, aku benci kaka harus sembunyi dibalik amnesia aku ini, sakit ka!" "DENGER KAKA DULU CHIL! Siapa bilang kaka gaada. Kaka selalu tau perkembangan kamu gimana. GImana kamu inget lagi sama mamah kamu, sama Vicka, sama Pa Rus, sama semuanya. Kenapa aku ga pengen kamu inget kaka lagi, soalnya kamu, aku tau gimana kalo kamu tiba-tiba inget sesuatu. Kaya kemarin aja, bahkan kemarin recover kamu yang terparah. Aku tau, amnesia itu gaakan selamanya bikin kamu lupa ama aku. Amnesia itu gaakan ngebunuh Chila aku yang dulu. Tapi aku masih sayang banget sama kamu Chil. Setiap harinya kamu koma, aku jenguk kamu. Kamu denger ngga? Kamu denger ga setiap masuk kamar kamu dan ngebisikkin kalo aku ada disana untuk kamu, aku selalu nangis,karena aku ngerasa bersalah banget sama kamu, aku adalah orang yang paling bersalah dan pantes disalahkan diantara semua yang terlibat. Aku tau dan aku rela itu, aku bisa terima semuanya. Tapi aku paling ga bisa terima kalo kamu sampe kaya kemarin di kamar ICU, saat aku tau dan harus terima kenyataan kalau kamu harus lupa sama aku, itu berat banget buat aku Chil, seumur hidup aku, aku gapernah nangis karena cewe selain karena kamu dan ibu aku sendiri Chil. Kesiksa rasanya pas di kamar ICU, saat kamu sadar dan aku nabrak kasur kamu dan nanya aku siapa dengan kesalnya, itu hal yang paling sakit yang pernah aku lewatin. 1 hari itu, aku bener bener desprate. Kamu gatau gimana kejernya aku nangis karena aku inget kamu Chil, inget kamu yang ga kenal aku, kamu yang ga kaya dulu dihadapan aku. Itu kenyataan yang paling sakit. Tapi aku terima, dibanding kamu harus susah payah nginget aku dan ngerasain gimana rasanya koma, 2 bulan tanpa kamu itu hukuman yang paling cukup untuk aku yang lalai jagain kamu. 2 bulan itu aku disiksa Chil. Sakit banget rasanya liat orang yang paling aku sayang justru malah lupa sama aku. Aku pengen banget ngajak kamu ngomong, tapi aku tau resikonya dan aku lebih baik ngalah. Aku selalu ada sebenernya dibelakang kamu. Aku tau nilai ulangan kamu, aku yang nyuruh Vicka dateng ke rumah kamu untuk ngasih catetan yang kamu tinggal selama kamu koma. Tiap detiknya aku inget sama kamu dan berat banget, 2 bulan ini hampir aku pengen bunuh diri rasanya. Aku sayang sama kamu Chil. Aku rela kamu lupa sama aku meskipun aku gaakan pernah lupa. Yang penting aku masih bisa jagain kamu......*tik* Inget kan?" 

Kami terlarut dalam tangis kami masing-masing. Sampai akhirnya, Chila merengkuh di tangan Damar, tangan Damar dierat seerat-eratnya. Dan Damar yang mengelus rambut wanita yang paling disayanginya setelah Ibunya ini. Mereka pun terlarut dalam haru masing-masing dan masih tak percaya mereka bisa melepas rindunya masing masing. Masih tak percaya mereka bisa se lebay ini. Hingga akhirnya mereka menjalani hari seperti biasa. Tanpa ada beban seperti 2 bulan terkahir Damar dan Chila yang menyiksa batin itu~

Sabtu, 16 Februari 2013

Corona 1990, X, dan Ice Cream

Sudah bertahun-tahun, rasanya hanya beberapa hari lamanya. Sekarang status pelajarku sedikit bertambah derajat, Siswa kelas XI. Artinya, Mas Damar udah sibuk jadi anak kelas 3, ketos, dan atlit aktif yang harus tanding sana-sini. Aku sih tinggal mainin peran dibalik hape aja buat nyemangatin dia. Alhamdulillah beberapa pertandingan dia menang, meskipun akhirnya juga kalah, dia sempet drop, berkali-kali aku memastikan ke dia kalo semuanya pasti baik-baik aja dan itulah yang terbaik. Emang bener, peran KETOSnya membuat dia sibuk banget buat nge-MOSS anak-anak baru, dan dia kelas 3, beberapa tugas juga aku bantuin, sekedar nge-print atau ngejilid, malah sempet aku bikinin dia makalah yang konsepnya dia kasih, karena Mas Damar bukan tipe orang yang pandai merangkai kata untuk ditulis. Makanya dia ga pernah ngasih aku surat cinta, dia hanya pintar bertutur kata, dengan segala tata krama dan kesopanannya. Yuhuw!

Mas Damar kali ini bener-bener stuck pada satu hal yang bahkan aku ga ngerti kenapa dia harus mikirin terus tentang hal ini. Semenjak peristiwa penganiayaan, perkosaan, dan percobaan pembunuhan yang semuanya direncanakan, meskipun Ka Fajar udah di DO dan di penjara, Mas Damar masih takut banget. Apalagi sekarang dia udah sibuk, aku jadi orang paling gaenak, soalnya aku pernah denger dari seorang guru yang cukup judes "Da si Damar mah sekarang kerjaannya mikiran Chila we terus" aku inget banget kata-kata itu, mulai guru bahasa Indonesia aku yang bilang itu, aku mulai bingung karena makin ngerasa dijagain banget. Apalagi, sekarang kita cuma bener-bener bisa ngobrol dan pulang bareng hari Senin, Rabu dan Jum'at, sisanya dia harus les dan kadang-kadang ada latihan badminton atau voli. Aku sedikit cemas sama kesibukannya sekarang.

Tibalah hari Jum'at, mulai kelas XII sih Mas Damar sekarang naik mobil karena kebanyakan buku dan peralatan olahraga dia ada di mobil, jadi yaa ga ada motor lagi. "Ka, aku pengen ngomong dong" "Ngomong aja Chil, serius amat pake awalan kaya gitu" "Aku ngerasa kamu overprotective banget, tunggu dulu, jangan dipotong, tapi aku ngerti kenapa, aku pengen terimakasih banget sama Ka Damar, tapi it's too much karena sekarang aku mulai cemas sama hal-hal yang Ka Damar sekarang hadepin, ga cuma program MOSS, tanding voli sama badminton, tapi kuliah kamu, Ka. Aku ga pengen nambah-nambahin beban kamu. Aku ngerti ko ini kewajiban, tapi tolong, kali ini kewajban ini hars di nomor sekiankan. Bukan artinya aku gasuka diginiin, aku suka banget, tapi aku pikir, masa depan kaka lebih berharga dibanding aku. Kalo aku bisa jaga diri, sekarang aku juga ada Vicka, menurut aku dia cukup nemenin aku belakangan ini, setelah kejadian itu, kamu lagi gabisa nganter aku pulang, yaa aku nebeng Vicka. I'm OK Ka Damar, jangan tambah beban kamu lagi ya, plis" "Chil, liat mata aku, sebenernya aku kaya gini bukan karena kejadian itu, tapi karena aku takut hal itu terulang lagi, hal itu harus kamu rasain lagi, aku juga takut rasa bersalah aku, semua perasaan aku saat itu akan terulang lagi, jujur aku gabisa ngejalanin semua itu, Chil. Sekarang bukan saatnya kamu mengalah karena segala hal yang aku hadepin sekarang, semua keputusan yang aku ambil, seharusnya aku bisa mempertanggung jawabkan semuanya. Toh, aku merhatiin kamu, keputusan aku yang lain ga berubah, aku tetep ngejalanin semua kewajiban aku, tapi untuk memindahkan kamu dari nomer 3 di skala prioritas aku, satu keputusan yang bisa-bisa mengubah semua nomer-nomer yang lain, It could ruin the whole scale, Chil. Tolong, jangan anggep kamu tuh beban buat aku, kamu justru vitamin buat aku, kalo bukan aku yang ngelakuin semua itu, siapa lagi Chil? Plis" Speechless.. Karena aku bisa liat matanya yang berkaca-kaca "Chil, kalau memang ada hal selain itu, jangan pernah berpikir bahwa mencintai kamu adalah hal paling salah dihidup aku. Yang bisa memutuskan sesuatu yang aku anggap benar ya cuma aku, kamu udah ngasih aku yang menurut aku udah segalanya, biarkan aku membalas semuanya" "Ka Damar, bukannya aku menyalahkan, bukannya aku pamrih, tapi jujur, pertama kali aku ketemu kaka, ekspektasi aku hanya kaka kenal sama aku. Semua yang kita lakuin bareng selama ini, adalah mimpi aku yang udah kamu bikin seperti kenyataan. Anggaplah semua ini pun lebih dari yang aku pengen. Terimakasih ka, semua yang kaka kasih itu lebih dari yang ada di setiap ucap doa 5 waktuku. Tanpa aku minta, kaka kasih semuanya, semua yang suliiit banget bisa kita lewatin, aku ga raguin itu lagi, you've spent your times to taking care of me, but now it's my time to do "thanks" things, buat aku ngebales semua yang kaka kasih" "Aku tau, tapi aku pikir lebih baik kamu pikirin lagi maksud yang pengen kamu omongin, tapi kalo memang ini jawabannya, kamu gapernah ganggu aku, mau orang ngomong apapun aku bakal ngebuktiin sama kamu kalo mencintai kamu dan kamu memberikan perasaan yang sama, adalah suplemen buat aku... Chila" "Iya, Damar, aku juga sayang sama kamu. Tapi kaka ta..." "Iya Chila, aku tau, aku ngerti, kita hanya teman, yang memiliki perasaan yang sama, iya Chila"

Obrolan di mobil itu, benar-benar obrolan yang paling menenangkan hati. Semenjak saat itu, aku bisa ngerasa Ka Damar sedikit mengurangi protectnya, dan aku, semakin semangat buat ngebantu dia. Meskipun hanya bawain alat badmintonnya maupun alat volinya, ataupun sekedar ngelap keringet dia doang, meskipun aku nontonin dia latihan sambil bawa-bawa laptop karena bikinin makalah buat Ka Damar, dan tugas-tugas aku sendiri. Sama sekali ngga ngerasa cape, karena semuanya aku lakuin bersama sesuatu yang aku senangi.

"Chil, udah sore nih, belum ashar, mampir PUSDAI dulu gapapa ya? Atau mau shalat di rumah kamu aja?" "Emm, di PUSDAI aja deh, takut ga keburu" "Oke" Kami sempatkan shalat di PUSDAI. Hal pertama dan pikiran paling jauh saat pertama kalinya kaki aku memijak masjid itu. Mungkinkah aku akan menikah disini? Dengan orang pilihanku, dengan jodohku? Atau justru benar-benar hanya impian semata? Semua pertanyaan itu, aku tanyakan kepada waktu, pasti nantinya waktu yang akan menjawab. Atau malah, umurku tidak menyempatkan aku untuk menikah? Entahlah. Wallahualam.

Setelah itu, aku sempat merasa tak enak saat membuka pintu mobil. Satu hal yang, aneh sekali, rasanya tiap laju mobil ini aku merasa semakin takut. "Chil, kamu ga papa?" "Emm, jalannya pelan-pelan aja yaa ka" "Iyaa tenang ajaa" Dan aku langsung terlelap, entah air wudhu itu selalu membawaku ke titik paling nyaman, apalagi kalau di mobil, pasti ngantuk banget. Setiap mobil berhenti aku pasti terbangun. Ka Damar stay cool aja karena dia tau banget pasti aku bakal ngelakuin hal itu, dan setelah tau berenti yaa tidur lagi hoho. Sampailah di jalan terbesar se Bandung raya. Aku bangun disini. Ada satu hal yang aku rasa salah dan mengganjal. "Ka Damar, plis pelan-pelas" "Ini kan lajur kanan, harus lebih cepet dong Chilaa gimana nih" "Emm yaudah hati-hati yaa" Saat setelah itu aku bisa melihat ada sebuah truk berhenti. Aku bisa lihat jelas itu berhenti, tapi di lajur kanan. Mungkin bannya kempes atau memang mogok. Tapi aku bisa ngerasain mobil sama sekali tidak mengurangi kecepatan. "Ka Damar, depan ada truk berhenti lo" "Iyaa kaka tau" "YAA REM DONG" "Ini lagi nge rem Chil" "Ka Damar, liat, badan aku ga maju, kaka jangan becanda disini ga lucu" "Kaka Ga Becanda Chila!" "Ambil lajur kiri kaaa" "Chila AWAS!" BRUG BRUG BRUG BRUG

------------------------------------------------------------------------------------------------

Lagi. Yang harus jadi korban tuh selalu Chila. Aku yang jadi cowo bego apa emang ini murni kecelakaan. Sadar-sadar udah ada di UGD rumah sakit. Aku yang ga bisa banget gerakin tangan kiri, dan kepala bagian kanan aku yang biru karena terbentur stir, dan beberapa luka lecet karena kena serpihan kaca mobil. Tapi, mana Chila? "Sus, cewe yang sama saya, Chila" "Sedang ditangani dokter, Mas jangan khawatir" "Tapi dia baik-baik aja kan?" "Sedang diperiksa, Mas" Sialan, aku ditabrak apa!

Beberapa jam kemudian, Ayah, Bunda, dan Femi, adik perempuan aku dateng, tapi ga hanya bertiga, dua orang berseragam coklat ada di belakang mereka, ga mungkin nih anak-anak Pramuka sekolah gue pada dateng kan becanda, mereka polisi "Ananda Damar?" "Iya Pak" "Kami butuh keterangan Anda untuk mencari sumber kecelakaan ini" "Sebentar pak, ada korban?" "Hanya perempuan yang ada di mobil Anda" "Maaf pak, saya benar-benar ga tau saya ditabrak apa" "Tapi kami butuh keterangan Anda guna pemeriksaan, bisa menjelaskan kronologi yang Anda ketahui?" "Seinget saya, rem saya blong, sedangkan di depan ada truk yang sedang mogok. Saat saya mau ngerem, rem ga berfungsi, lalu Chila ngasih tau saya untuk ambil kiri, karena kepepet deket sama truknya saya langsung ambil kiri, tapi saya gatau kalau dibelakang ada mobil juga" "Sebenarnya bukan mobil mas, mas ditabrak truk. 2 truk itu kami tilang karena melaju diatas jam 6 pagi." "Astaghfirullah, kalo gitu truk itu termasuk truk besar dong Pak?" "Iya mas, maka dari itu kami sedang menyelidiki apakah ada unsur kesengajaan, kelalaian, atau murni kecelakaan" "Bapa bisa periksa mobil saya, rem saya benar-benar blong" "Kami sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut, 2 truk itu ikut kami sita. Hasilnya bisa dilihat 1 minggu terhitung hari ini." "Baik, terima kasih pak" Aku masih ga habis pikir, bagaimana ceritanya aku bisa selamat setelah kepepet 2 truk besar dengan mobil sedan Corona '90. Deg, bagaimana kabar Chila?

"Yah, Bun, Chila gimana?" "Sudah, urusin luka kamu dulu, tangan kiri kamu patah masih mau mikirin Chila" "Serius, Bun, aku yang nyetir, aku yang salah, aku udah janji tapi malah aku langgar sendiri" "Ini hanya kecelakaan, Damar." "Bunda, tolong, aku ingin jenguk Chila, sebentar saja" "Baiklah. Ayah antar. Shh, gapapa Bun" Ga sabar liat Chila, tapi masih gatau apa yang bakal aku omongin ke Chila. "Yah ko kesini?" "Memang Chila disini" "Tapi kan UGD disana Yah?" "Chila udah ga di UGD lagi" Astaghfirullah, dia dimana? Pikiranku sudah tak karuan. Masa iya aku ngebunuh dia? Ya Allaah beri hamba kekuatan "Yah, Chila kenapa?" "Dia, kamu juga nanti tau sendiri ko" Sampailah di sebuah gang yang bisa aku lihat, suasananya sepi, dan Ruang ICU "Yah, Chila masuk ICU?" "Ibu, permisi, Damar ngotot mau jenguk Chila" "Damar, kamu sudah gapapa?" "Tante, m..m..maafkan Damar, gabisa ngejaga Chila." "Ngga papa, Nak Damar, tante tau ini cuma kecelakaan, itu kejadiannya sore kan? Chila sempet shalat ashar kan?" "Kebetulan tante, kami baru pulang dari PUSDAI untuk shalat." "Alhamdulillah kalo gitu tante sedikit tenang" "Damar masuk dulu tante" "Silahkan" Harus pake baju steril segala. YaAllah, Chila...

Di dalem ruangannya sejuk, ngga dingin, ngga panas juga. Yang aku liat cuma beberapa alat yang aku ga ngerti itu apa. Sudah disiapin alat pacu jantung juga. Ada beberapa selang infus. Mulai langkah kaki pertama, aku udah ga sanggup liatnya. Chila, yang periang itu, sekarang hanya tergolek lemah dengan banyak sekali lecet bekas serpihan kaca di wajahnya. Kaki dan tangannya dibaut gips, selang yang masuk ke hidung dan mulutnya. Bisa aku lihat, sepertinya lukanya yang paling parah adalah kepalanya. YaAllah, beri hamba kekuatan, beri  Chila yang terbaik. Untuk pertama kalinya, aku bisa sentuh jemarinya, sama sekali tak ada respon. Aku ingin sekali memeluk dia, tapi aku tau aku bisa saja dikutuk sama Chila yang cerewet ini. Sentuh jari aja baru sekarang ini. Aku menyentuh hanya untuk memastikan bahwa dia tau kalau aku menjenguknya, entah dia tau atau tidak. Ngiik, "Damar, maaf tante masuk, Chila koma".............................................................................................................
Hanya dengan mendengar itu, cukup membuatku merasa desperate. Rasanya tak ada lagi semangat hidup. Chila, maaf, baru aku ucap janji aku tak bisa menjalankannya. Chila, maaf, harusnya aku dengerin kamu. Chila, maaf, saat itu aku harus membentak kamu. Chila, maaf, aku sudah membuat kamu, menjadi seperti ini lagi.

"Tante, kenapa?" "Benturan keras di kepala, salah satu yang bikin dia koma. Kemungkinan besar dia gegar otak. Meskipun bukan gegar otak yang membuat dia lupa semuanya. Tapi tante yakin, Chila bisa saja lupa sama kita. Tapi dia tidak akan kehilangan otak kecerdasannya. Tante ga begitu ngerti tapi yang jelas, dia sejenak akan lupa kita semua dan terapinya bisa sampai 1 bulan untuk Chila sanggup masuk sekolah" "1 bulan tante?" "Iya, itupun terhitung saat Chila siuman nanti" "Tante, maafkan Damar" "Sudahlah, mungkin ada hikmahnya, Dam" "Bagaimana dengan biayanya?" "Gausah dipikir, masih ada asuransi. Dan ayahnya Chila besok akan pulang." "Kalau boleh, saya ingin bertemu Om, saya ingin minta maaf" "Boleh, tapi Om juga bilang ngga papa kok" "Maaf sekali tante" "Iya Damar, tante bisa ngerti dan tante bisa tau kejadiannya. Memang 2 truk itu yang aneh" "Jadi nanti Chila bisa-bisa ga kenal Damar tante?" "Bisa saja, Mar. Tapi suatu saat nanti, dia pasti mencari kamu. Yang sabar Mar"

Aku paling ga bisa nerima hal kaya gini. Ah bego banget aku. "Damar, Ayah mau tanya sama kamu, mobil kamu masih mau urus?" "Mungkin masih, Yah, itu juga kan Ayah yang beli, aku jadi gaenak" "Yaudah, masih ada asuransi juga jadi kitapaling nambah satu juta buat administrasi" "Itu urusan gampang Yah, sekarang Chila gimana? Kalo Damar sendirian sih Damar pasti langsung urus mobil" "Yang sabar Damar, Ayah ngerti, nanti Ayah urus asuransi aja kamu tinggal urus mobilnya masuk ke asuransi yaa" "Assalamu'alaikum" "Walaikumsalam, eh Pak Sobari, apa kabar Pak? Wah lagi ngumpul nih dateng semua pasukannya?" "Haha iya Pak, mumpung hari Sabtu Pak, gimana?" Aku pura-pura tidur saja. Tapi karena aku tidak pinter akting, jadi aku bangun. Tapi aku kaget karena ada anaknya Pak Sobari yang sedang berdiri tepat disebelahku sambil memperhatikanku. Aku bisa tau dia pasti seumuran denganku. "Hai, namanya siapa?" "Saya Raka mas" Lalu aku kaget karena dia berbisik "Saya tau semua jawaban yang ada di kepala kamu" Saya merasa ini sedikit horor, tapi saya hanya balas senyum, begitu juga dia. Lalu, sebelum Pak Sobari pamit, Raka memberikan aku PINnya. Aku pikir anak ini homo. Tapi yasudah lah, aku terima dan langsung aku invite. Namanya bagus sekali. Raka Putra Sat Indera Pamungkas. Aku berpikir, Sat dan Indera, 6 dan inera, sekejap aku tahu bahwa dia punya indera ke 6. Makanya omongan dia agak horor. Setelah mereka semua pulang, aku langsung tidur. Dan setelah aku tidur, aku bermimpi Chila dan aku bisa lihat ada Raka disana. Aku langsung terbangun, seolah itu adalah mimpi buruk, padahal bukan sama sekali. Langsung saja "Raka, kamu masih bangun" Aku kaget karena hanya dia membalas dengan menit yang sama alias hanya beberapa detik setelah chat aku deliv "Masih, have a bad but great dream?" "Iya, ko tau" "Saya tau semuanya, perlu saya bicarakan ke kamu?" "Perlu banget" "Tapi lebih enak kalo ngomong langsung, kalo disini saya takut kamu gabisa tidur" "Oke deh, besok ada acara?" "Kebetulan sekolah saya libur, sedang ada rapat gurunya, besok pagi gimana?" "Oke makasih banget Ka" "Sama sama bro, tidur nyenyak siap-siap buat besok"

Ini esok harinya. Sebenarnya setelah aku matiin hape, aku langsung tidur, nyenyak sekali. Lalu dipagi hari, saya diminta untuk mandi dan segera sarapan. Kalau saja kamu tanya ke semua suster, saya adalah orang yang paling kepo sedunia Sus, Chila udah makan? Sus, kira-kira Chila ada perkembangan ngga? Sus, Chila udah di mandiin? Sus, Chila udah diganti cairan infusnya? Sus, ada yang jenguk Chila ngga? Pokonya sampe aku bisa liat wajah kesal dari para suster nan katanya sih sabar itu. Lalu sekitar jam 9, Raka datang, seiring dengan Bunda yang hendak berangkat ke kantornya. Jadi aku ditemani Raka dan hanya berdua. Sedikit merasa canggung dan tidak normal, tapi saya masih sadar saya bukan homo kok. Tak lama dia segera membuka pembicaraan tentang inti ceritanya. "Mar, lu udah siap?" "Bismillah, Ka. Yang penting gua ga sendiri sekarang" "Oke. Omongan gue ini bisa lu buktiin, Mar." "Gue siap sama segala konsekuensinya kalo itu maksud lo" "Oke. Chila itu sebenernya cewe yang taught banget, karena ada yang memberinya energi tersendiri. Chila sejak di kandungan ibunya sudah diserang dengan ilmu hitam dari mantan pacar Ayahnya, dia iri karena Ayah Ibunya Chila bahagia banget, tapi nyatanya, Chila lahir normal, selamat, dan sehat. Ibunya juga selamat. Itu semua karena Penjaga Chila ini, sebut sama X, X ini sifatnya menolak bala, jadi, sejak di kandungan, X ini sudah menjaga Chila. Sebenarnya, X ini dulunya menjaga Ibunya, menjaga Neneknya Chila. Jadi nanti, kalau Chila hamil, X ini akan berpindah menjaga anaknya Chila, kalau perempuan, makanya Neneknya anak tunggal, Ibunya Chila anak tunggal, Chila juga anak tunggal, karena X ini hanya bisa jaga 1 perempuan. Kecuali anak keduanya laki-laki, gaakan ada penjaganya karena laki-laki dianggap sudah menjadi penjaga. Seiring Chila besar, Chila makin ngerti tentang laki-laki, hingga membuat X makin menjauh sama Chila, karena dianggap Chila sudah ada penjaga baru, yaitu kamu Mar. Tapi, X ini tetap membantu Chila dikala kritis. Saya tau ceritanya Chila yang di Lembang itu, Dia diselametin sama X ini, kalo ngga saya jamin dia ga bisa tidur di ICU sekarang." "Kamu jangan bercanda Ka" "Saya serius, saya bisa lihat sejarah dan masa depan orang lain. Dan Mar, lo jangan desperate dari sekarang, karena gua jamin sama lo 100% semuanya bakal baik-baik aja, tapi tergantung keteguhan hati kamu, kamu yakin tentang Chila, yaa Chila dapet tenaga tersendiri. Biasanya memori seseorang yang terdalam itu akan membuat energi tersendiri untuk orang itu. Memori terdalam Chila itu hanya Allah, Ibunya, Ayahnya, dan kamu Damar. Kamu akan menjadi kekuatan tersendiri buat Chila, inget, lo optimis, Chila juga bakal optimis" "Iya, gue ngerti Ka, makasih banget." "Lo masih perlu bukti?" "Hmm boleh, gue bisa komunikasi juga ga sama dia?" "Bisa, malah gue berharap itu terjadi" "Oke, gue siap" Aku bisa merasa bahwa ada sesuatu yang membuat mataku terasa berbeda, dan dadaku sedikit sesak. Itu terjadi hanya sekejap, kemudian aku merasa normal kembali. Lalu dia mengajakku ke ruang Chila dirawat. Aku bisa liat ada Ibunya yang sedang sarapan di ruang tunggu. Aku izin dengan Ibunya, dan bismillah, "Mar, ini yang terberat, kamu harus kuat" "Iya amin Ka" "Tapi ini ga akan parah-parah banget, hanya kamu akan sedikit kaget" "Iyaa gue siap Ka" Saat lewat ruangan Chila, aku bisa lihat seseorang berdiri tepat disamping Chila. Dia nampak seperti, seseorang yang sangat tegap. Dia bercahaya, dan saat aku melihatnya dia senyum, lalu aku balas senyum dan mulailah komunikasi "Hai, kamu siapa?" "Sepertinya semua sudah dijelaskan oleh Nak Raka, Damar" "Oh, baiklah, apakah saya mengganggu" "Tidak, kamu sudah membantu saya menjaga Chila, tapi saya datang saat semuanya diluar kuasa kamu" "Terimakasih" "Saya senang membantu dan dibantu Nak Damar" Itu adalah pertama kalinya aku berkoneksi dengan sesuatu yang tidak satu dimensi denganku. Aku senang sekali rasanya, sekaligus reda. Karena aku bisa tidak terlalu mencemaskan mengenai Chila. Pikiranku sejenak ringan. Dan itu cukup untuk terapi dan memikirkan mengenai urusan polisi dan mobil. Tapi saya tetap kepo ke suster-suster yang merawat saya, mau susterawan susterwati, abis kalo cowo, masa dipanggil sus?

Tiba-tiba, saya terpikirkan tentang es krim. Iya, Chila suka sekali es krim. Kalo aku bawain itu ke kamarnya pasti dia seneng banget. Tanpa harus aku suapin juga kayanya dia bakal seneng banget. Yaa setidaknya diwakilin, aku cukup menceritakan rasanya aja buat Chila. Halo Chila sayang, lagi mimpi apa yaa? Pasti mimpiin aku yaa haha. Aku lagi bawa eskrim nih, aku yakin kamu pasti udah cerewet pengen minta. Aku wakilin aja yaa. Hmmm enak banget, rasa coklat vanila, ada chocochipsnyaa Chil, ini siih kesukaan kamu bangeet, hmm ada lelehan coklatnya juga loh Chil, enaaaak banget, aku abisin gapapa yaa. Nanti kalo udah sadar aku janji bakal beliin kamu eskrim ini. Yang sama merk, yang lebih banyak, kalo perlu 1 liter buat kamu sendiri deh. Tik, nangis lagi, ini nyentuh emosi aku banget Chila, entah apa nanti yang akan kamu katakan saat kamu  sadar nanti. Tapi aku sungguh gabisa ngeliat kamu yang ga kenal sama aku. Aku gakuat kalau nantinya saat kamu ngeliat aku kamu nanya siapa aku. Aku gabisa kalau setiap hari aku jalanin sendirian, tanpa kamu yang nyemangatin aku, atapun yang bawain barang-barang olahraga aku, bantuin bikin makalah. Aku kangen banget sama kamu. Aku kangen cerianya kamu, cerewetnya kamu, bawelnya kamu, lucunya kamu, konyolnya kamu, dan aku pasti kangen banget main kartu dan popmie sambil nunggu hujan. Dan pasti nantinya motor dan mobil aku sepi gaada kamu, mungkin motor sama mobil aku juga kangen sama kamu. Chil, aku gatau nantinya apa yang akan aku omongin ke kamu saat kamu sudah sadar nanti. Aku pasti bakalan kangen banget sama kamu Chil. Kangeen banget. Tapi aku tetep sayang sama kamu, aku bakalan tetep jagain kamu meskipun kamu ga kenal aku, aku bakal tetep semangat, sama seperti saat kamu nyemangatin aku. Aku bakal rewind semua kata-kata support kamu buat aku, aku gayakin bisa kuat tanpa kamu, tapi aku harus kuat supaya kamu kuat, sama kaya yang Raka omongin. Aku udah ketemu sama X, dia baik banget ternyata, mungkin kamu juga baru tau, tapi aku udah gabisa lagi liat dia karena semua hilang saat aku tertidur. Chila, banyak hal yang ingin aku ceritain ke kamu, tapi....... Ingin rasanya aku cium kening kamu, tapi gabisa. Aku bakal tetep sabar jagain kamu seutuhnya milik aku. Aku yakin kamu orangnya Chil, aku yakin kamu masa depan aku. Aku yakin, kamu adalah perempuan yang aku tunggu-tunggu. Sampai ketemu nanti sayang, sampai memori kamu pulih lagi." Aku keluar ruang ICU dan sangat bergegas karena aku malu orang-orang ngelait aku, cowo, nangis sesenggukan. Sampe ruangan, ternyata ada Vicka dan Banu, wakil ketos aku. Aku kaget dan mereka langsung nyamperin aku yang diatas kursi roda dan meringis karena gakuat nahan nangis. Banu langsung nyamperin dan langsung meluk, pecah semuanya, bisa-bisa aku dalam kondisi kaya gitu sekitar 20 menit sampe akhirnya aku ceritain semuanya ke mereka berdua. Aku bisa liat wajah sendu dan mata berkaca mereka. Sumpah, hari ini sulit banget.

Malemnya, aku dapet kabar, alhamdulillah Chila ada perkembangan, dia mulai ngegerakin tangan tapi belum sadar penuh.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 14 Februari 2013

Brown Leather Jacket, Red Roses, dan Sate Padang


Kantin penuh banget. Gapernah kantin seheboh ini. Kaya lagi pembagian sembako gratis aja. Kalo bukan ada anak yang pingsan, berarti ada yang ditembak. *Cling* Iya aku terima! HAH?! Vicka? Ka Fajar? Aw My Gat! YaaAllaah... Langsung saut bahu Vicka Ciyee selamat! Kapan lu deket? Gabilang-bilang?! Dan Mas Damar datang dengan ekspresi wajah yang sama kaya aku, tapi nyamperinnya Ka Fajar Makasih, Mar, udah bantuin. Jadi selama ini Damar deket sama Vicka hanya untuk nyomblangin sama Ka Fajar?! -__- "Kenapa, Chil? Kaget aku yang bantuin Fajar sama Vicka? Ahaha mukanya ko kaya liat setan gitu hahaha" "Ga nyangka banget lah, selamat yaa Ka Fajar, Vicka juga, jahat yaa  Vick kamu ga cerita, Ka Damar lagi ga bilang-bilang punya misi itu" "Masa bilang-bilang, garame lah Chil, aku juga niatan minta bantuan ke kamu tapi aga canggung, takut dibabug sama nih, Damar Si Anak Kingkong" "Sialan lu, Jar, kalo udah jadian, PJ nya mana nih buat yang nyomblangin?" "Oke deh, pulang sekolang mampir sate padang yang dipengkolan ajaa yaa"

Kali ini, nebeng Mas Damar udah biasa, sering banget malah, sampe mamah pun nitipin aku ke Mas Damar. Kalo kata mamah siih, Mumpung ada yang mau anter jemput kamu, mana mau mama tolak, apalagi ketos dan orangnya kaya gitu, setuju deeh mamah sama kamuu. Rempong emang mamih tercinta aku yang satu ini. Berhubung memenuhi janjinya Ka Fajar sama Vicka, 2 motor ini menuju Sate Padang Pengkolan. Vicka yang agak nungging karena Ninja 250 Putih dan aku sama Mas Damar yang stay cool dengan motor matic Vario Hitam ini. Cuma 15 menit sampailah kami ke Emang Sate Padang Tercinto Enaknyo. Setelah itu, kita semua setuju untuk pesan 20 tusuk untuk 1 orang, alias 2 porsi. Kami semua memang addict sama makanan padang, spicy foods, dan masakan Indonesia yang rempah-rempah banget. Seperti biasa, Ka Fajar, Vicka, Mas Damar sih asik ngobrol, aku stay cool bergumal dengan Sate Padang Tercinto dan bener bener Enaknyo ini. Setelah habis, langsung caw pulang. Kita langsung bubarkan haluan, Mas Damar pastinya nganterin aku. Sambil intermezo sama mamih sambil ngasih kue bikinan mamih selama aku tinggal ke sekolah, aku ngacir masuk, cape banget badan. Pengen iseng cek Facebook ah, sambil nyari bahan tugas.

Friend Request, perasaan agak beda liat nama orang ini, Accept aja deh. ..... *ting* Siapa yang hari gini masih ngechat di Facebook -_- Dante Faderi K, orang yang baru aja di acc, tiba-tiba langsung ngechat aja. "Apa kabar?" "Ini siapa?" "Ada namanya kan?" "Maksudnya pernah kenal?" "Nyatanya di acc" "Iya sih" "Lagi apa?" Aku benci pertanyaan ini. Kalo aku ngebales berarti aku lagi chatting, pertanyaan itu harus ku kutuk dan kucaci maki karena yang menanyakannya orang yang bahkan belum pernah berhubungan denganku. Yaudah lah, gausah dibales aja.

Tapi anehnya, hampir tiap aku buka Facebook dia selalu chat, dan karena aku nyantumin nama twitter aku. Waktu jamannya aku baru punya twitter, dan mem promote itu di status FB, dia follow aku, tapi artinya, dia ngestalk aku sampai 3 tahun kebelakang ._. sedikit mencurigakan. Lupakan saja. 

Lagi pengen cari jaket kulit, tapi pengennya warna coklat yang bener-bener beda banget. Warna yang ga kaya biasanya. Coklat yang bener-bener coklat batang pohon, atau mungkin coklat agak cenderung peach, tapi susah sekali, ada pun mahal. Terpaksa hanya bisa memanfaatkan gambar-gambar akun twitter yang isinya produk-produk baju-baju lucu, ada 5 kali aku RT gambar jaket coklat itu.

Kelas Olim beres, waktunya pulang, pastinya pulang bareng tukang ojek kesukaan ;;) Setelah ngabisin popmie karena hujan dan main kartu sampe mampus, aku harus bersabar menunggu Mas Damar yang lagi ngurusin OSISnya. Tiba-tiba dari kejauhan ada orang pake baju oren-oren gitu, kayanya orang yang suka nganter paket. Tapi, kenapa Satpam nunjuk-nunjuk aku yaa? "Neng, Chila Santrilia? Tanda tangan disini yaa, ada paket" "Hah? Dari siapa pak?" "Namanya Dante Faderi" "Hah? Anak itu? Yaudah terimakasih Pak" "Sama-sama neng" "Paket dari siapa Chil?" "Em, bukan dari siapa siapa, aku juga ga kenal yang ngirim siapa" "Mana? Coba liat namanya" "Ga ada disini, adanya tadi di kertas kwitansi, udah dibawa lagi sama Pak Pos Paketnya" "Oh, mau dibuka sekarang?" "Ngga deh, dirumah aja" "Buka sekarang aja, siapa tau bom" "Hus, ngga ah dirumah aja, lagian aku udah cape banget" "Oke deh, kasih tau yaa ntar isinya apa" "SIAP LETNAN!!"

Kepo banget ini paket isinya apa, ngapain tuh anak ngirimin paket segala. Buka aja deh sekarang. "Chila, sengaja aku kasih ini, aku  tau kamu ingin ini, terima yaa, aku tau kamu suka warnanya dan suka modelnya" JAKET KULIT YANG AKU RT IN DI TWITTER!!! Girang bangeeet!! Alhamdulillaaah! STOP. Facebook mana facebook, Dante Dante Dante. Dantee terimakasih banyak, kamu tau dari mana tentang ini? Twitter aku da ._. (-___-) Kalo dipikir-pikir, jangan-jangan fans misterius huahahaha. Eh, SMS Mas Damar aja deh. Ka, masih kepo sama isi paket yang tadi ngga? Tapi kalo aku ceritain, jangan-jangan malah jadi marah lagi. Kasih tau aja deh, udah janji. Masih dong, emang itu isinyaa apa Chil? bilang jangan yaa... bilang aja lah, kalo gabilang orang situasinya udah terlanjur kaya gini Isinya jaket kulit yang warna coklat batang ka, dari cowo yang aku acc di Facebook beberapa hari yang lalu Duh marah ngga yaa.. Tapi cobain dulu deh jaketnya, pasti keren banget, hohoho! Bener banget, coklatnya perfect, modelnya ga kaya pasaran dret dret "Oh gitu, bagus dong, maaf gabisa beliin yang kaya gitu" "Iiih ko jadi marah, katanya kepo yaa aku kasih tau aja dong" "Iya udah deh, selamat yaa, bagus? Pas? Pasti mahal" "Kenapa jadi gituu sih?" "Yaaudah cobain aja jaketnya pasti bagus" "Udah, emang bagus" "Tuhkan, selamat deh dapet fans misterius baru" Kalo udah gini ceritanya gapernah aku excited, males banget, udah ngerusak mood juga, udah lah diemin aja, besok naik angkto juga, jadi ko. 

Sampe sekolah, sepi banget, biasanya ada yang nyapa sambil nganter ke kelas, ini sih ngga. Yaudah sih yaa. Tapi sepi banget,  susah banget sih. Abis itu yaa tinggal kelas Olim, di kelas pun diem aja, gimana ceritanya mau ngomong takut dibales cuek, diemin aja lah. Pulang juga yaa pulang sendiri aja. Sudahlah, namanya juga orang ngambek, ntar kan sembuh sendiri kalo udah kangen.. hehehe

1 minggu kemudian, bener-bener gaada kontak sama sekali, mau ngomong mau sms pun ngga samasekali, orang-orang sampe bingung jangan jangan aku hamil -__- becanda deng, entahlah, semenjak Vicka jadian sama Ka Fajar semuanya jadi aneh. Sampai pada akhirnya di Facebook, aku dan Dante makin dekat dan asik chat, itu salah satu faktor kenapa aku ga kangen sama Ka Damar hehe. Dan karena ga kuat jadi anak alay Facebook, kami pun tukeran nomer dan segera mengatur jadwal untuk bertemu.

Besoknya, sekarang malem minggu, aturan aku boleh main dong. jam 15.00 aku berangkat ke BIP, ngalay sebentar lah cuma buat ketemu Ka Dante. Tapi aku tungguin sampe 3 jam gaada orang yang pake jaket coklat dan bawa helm. Jangan-jangan aku diboongin lagi ._. Dengan muka masam aku terpaksa pulang sendiri. Dan kenapa harus bareng sama ujan dateng -_- Sebenernya udah 1 jam hujan ini ada, tapi aku ga sabar buat cepet-cepet pulang, gapunya duit, sendirian, mau ngapain.

Keluar BIP, sialan gaada angkot, mana ada jam segini angkot biru. Terpaksalah jalan setidaknya sampe Jl. Sumatra, biasanya banyak angkot ngetem. Alhasil, gaada angkot yang aku kenal. CHILA! Siapa itu manggil-manggil, takut yang manggil orang RIAU 11, serem kan. Chil, kamu mau kemana hujan-hujan gini? Yuk ikut Ka Fajar dulu aja sambil cari makan. Masa malem mingguan sama pacar sahabat sendiri. Tapi berhubung hujan terpaksa ikut, sama situasinya kaya dulu, di kantin ._.

"Kamu abis dari mana, Chil?" "Dari BIP ka" "Sama siapa?" "Ceritanya sih mau ketemuan sama temen, taunya harkonying" "Oalah sabar yaa, belum makan kan?" "Belum ka" "Kaka ada tempat makan enak banget, tapi di Dago Pakar ngga papa?" "Iyaa deh ga papa" 

Akhirnya kami dinner disana. Entahlah, rasanya salah tapi begitu benar. Ka Fajar ternyata orangnya, ga sesantai itu bro - tegas banget - Jadi perasaanku terhadap pacarnya sahabat aku ini sedikit mengkol. Aku diantarnya pulang. Seninnya, bodohnya kami berdua, ada aja yaa anak kelas 12 yang dateng ke restoran itu. Vicka tiba-tiba ngambek, aku bingung kenapa. "Vick, kamu kenapa sih bikin aku bingung aja?" "Kamu ko ga cerita dinner sama Ka Fajar di Dago Pakar" "Loh, kamu tau dari mana? Aku cuma ga sengaja ketemu sama dia, terus dia nawarin makan, itu cuma makan malem biasa bukan.." "Gausah banyak bacot, tega lu Chil" "Kata anak-anak bener ya, Chil?" Kenapa pake Ka Damar ikut nimbrung sih, kesel kan jadinya "Iya, kalo iya terus kenapa? Peduli apa kamu?" "Haha, ngga, selamat deh ya, 2 orang sekaligus dibantai dari belakang, cuss, hebat banget kamu Chil" Dan keduanya pun pergi meninggalkan wangi parfum mereka masing-masing. Ok, now I'm already alone.

Pulang sekolah, udah bete nyalain TV, tapi semuanya isinya berita tentang cewe diperkosa di angkot lah, anak Nassar diculik, cewe dirampok, pembunuhan. Serem semua, emang tanda kiamat tuh udah jelas ada ._.

Hari Minggu ini, aku kembali janjian sama Dante tukang harkonying itu. Setelah aku cerita semuanya, akhirnya dia mau ketemu, membalas harkonyingnya yang kemarin. Tempat sama tapi jam 10 pagi. dengan warna jaket yang sama. Setengah jam udah lewat, McFlurry udah abis, dateng deh tuh cowo dengan jaket hitam. Tapi, sebentar, "Ka Fajar! Ngapain kesini?" "Hai Chil, ngapain disini?" "Aku mau ketemu Dante" "Udah ketemu belum?" "Belum" "Sekarang udah deh perasaan" "Maksudnya?" "Gausah pura-pura ngga ngerti, anak autis jenius!" "Oh, jadi selama ini Ka Fajar itu Ka Dante? Ngapain pake nyamar?" "Ngga cuma iseng doang, mau makan ga Chil?" "Awas aja kalo sampe ada anak kelas 12 rese itu" "Ngga ko sekarang, AMAN!" "Oke deh, caw!" 

Habis sudah makanan kami. Tapi Ka Fajar alias Dante ini masih pengen hang out, kemana yaa, Gramedia, tapi aku tau dia gasuka banget baca, dia hanya suka rumus dan angka. "Chil, jalan yuk, ke Lembang gitu" "Idih kaa ngapaiin?" "Cuma lagi pengen jagung  bakar di villa deket rumah temen aku" "Oke deh, bentar doang kan? jam 8 aku udah harus pulang" "Iya non, tenang aja, yuk" "Bentar, Vicka gimana?" "Haha, kaka lagi ga konek sama dia, gausah ngomongin itu ya" "Oke" 

Lembang~ baru sekarang aku ngerasain Lembang sore-sore, indah banget ternyata, Subhanallaah.. ga berhenti-berhenti aku mengucap kata ituu. Keren banget! Dan sampailah kami di tukang jagung bakar. "Chil, ntar mampir ke supermarket dulu ya, beliin temen aku itu biskuit kalengan sama minuman  yang banyak, dia kebetulan lagi sakit" "Sakit apa ka? Ga dibeliin obat?" "Jangan, dia udah ada obat ko, dari kakanya" "Oh gitu, yaudah deh" Sesampainya di Supermarket, anehnya, Ka Fajar tuh malah nanya Sok pilih mana yang kamu suka...... Hmmm, yaaa, buat temen kaka itu kira-kira yang enak yang mana? Mulai curiga. Sebenernya, ngapain juga aku mau ikut kesini, mulai deh aku agak parno, gimana ceritanya sih? Ko mau-maunya kamu kesini sama pacarnya SAHABAT kamu sendiri Chil. "Kamu gapapa Chil?" "Ngga ko ka, yuk cepet biar aku cepet pulang" Firasat gaenak, aku langsung SMS mamah, Mah, Chila lagi di Lembang sama Ka Fajar, pacarnya Vicka, aku mau jenguk temen Ka Fajar yang sakit disini tadi sekalian cari makan. Chila pulang aga malem. 

Makin ga enak, aku terus beristighfar sambil mengingat betapa bodohnya aku mau ikut kesini. Hingga sampai di sebuah rumah kecil, lebih condong seperti kontrakan, bukan rumah. "Ini ka rumahnya?" "Iya, kecil ya? Makanya kaka niatan beli minuman yang banyak sama makanan yang banyak, kasian dia" "Oh gituu" Sedikit mereda rasa gelisahnya. Pas masuk, hanya ada tv dan sofa, "Temen kaka yang itu mana?" "Kayanya dikamar, sepertinya ditinggal kakanya kerja, masuk aja kesana, oiya tas sama jaket simpen sini aja, kan abis dari luar takut dia malah tambah sakit" "Oh, iya ka." Ngiiiik "Loh ka, ko gaada orang?" Disana hanya ada matras dengan 2 bantal dan 1 guling beserta 1 selimut yang biasa ada di UKS sekolah. "Ka, ko temen kaka ngga ada? Kaka mau ngapain sih?" "Kamu diem aja deh Chil, makin kamu jadi pendiem, kamu makin cantik" "Apa sih ka, kaka maunya apa?! Ka, Chila takut beneran deh" "DIEM KAMU CHIL! DIEM DISITU!!" Ka Fajar pergi dan aku mendengar dia mengunci pintu kamar ini. YaAllaah, masa sampe segitunyaa :( Aku gamau kaya yang di berita TV minggu lalu itu, aku gamau Ya Alah. Hape! Hape aku dijaket dan ditinggal diluar, aduh aku harus keluar. Ada WC, ada ventilasi dong, ngiik, GAADA!!! Aku harus gimana YaAllaah aku takut banget.

---------------------------------------------------

Ga nyangka bisa-bisanya aku ketiduran. Dingin banget, jam berapa sekarang? Jam tangan, jam 4 subuh. Apa akuu shalat tahajud aja yaa? Oke deh. Hal yang musti ada di otak aku pertama kali adalah Allah, baru mamah, setelah itu, Ka Damar, dia sedang apa yaa? Haduh, makin ngerasa bersalah, memang aku salah sih. Shalat tahajud, 5 rakaat, + 3 rakaat witir. Setelah itu doaku tak berhenti ucap untuk segera keluar dari sini. Tapi yang muncul hanya Ka Fajar yang bawa bubur. Dia terlihat bersiap memakai seragam, sepertinya mau sekolah. "Pagi Chila, kaka bawain bubur, buatan kaka sendiri loh, nih dimakan ya" "Iya ka, kenapa kaka tega?" "Gausah tanya, oiya, asal kamu tau aja, jaket itu dari aku, Fajar, bukan Dante, jadi kamu harus tau terimakasih sama saya" 'Iya" "Nih ada Mawar Merah buat kamu, biar ga bosen" BRUK! Pintu dibanting, meninggalkan 1 mangkuk bubur hangat, memang lapar, tapi aku takut ini mengandung racun. Terpaksa aku tak makan ini, buburnya aku buang ke toilet, seolah-olah aku sudah memakannya. Aku bingung sekali, aku mandi, lalu aku menemukan beberapa baju tidur. Sepertinya Ka Fajar sudah merencanakan hal ini, sejak lama. Makin aku takut, ingin rasanya lari dari sini, sesegera mungkin aku memberitahu Mamah kalau aku baik-baik saja, memberi tahu Vicka bahwa Ka Fajar berbahaya, dan.. minta maaf ke Mas Damar. Rasanya tak karuan, kangen, benci, kesel, sayang, semua ikut andil memenuhi firasat aku yang makin ga karuan.

Aku bisa dengar suara jangkrik, dan gaada cahaya matahari, lihat jam, sudah jam 2 malam, aku tahu pasti mamah sudah sibuk mencariku kemana-mana, pasti Vicka bingung kenapa aku ga sekolah, pasti.. Ka Damar bingung aku kemana. Ah mana mungkin, dia udah ga peduli kali. YaAllah, Mah, aku gapapa, Mamah tidur lah yang nyenyak. Pasti Mamah kesepian dirumah sendiri, pasti bingung, pasti nangis, aah Mamaaah. Vicka, kenapa kamu sampe segininya, kenapa kita bodo banget Ka Fajar orang yang tolol kaya gini. Ka Damar,.............hahh entahlah ka, aku butuh kaka sekarang.

Bruk, ngiiik~ "Hai Chila, udah makan bubur? Ngga laper kan kamu,nih dibuka biar ganti udara" "Iya" "Kaka jadian sama Vicka sebenernya supaya kaka bisa deket sama kamu, kaka tertarik sama kamu, sejak pertama kali kaka liat kamu" "Kenapa?" "Kamu tuh... beuh, gila banget lah" "Hmm" BRUK! Kenapa harus pake banting-banting pintu sih?! Tapi pergantian udara ini bikin aku bisa tidur, tidurku lumayan lelap karena lelah seharian paranoid sendiri. Tapi, entah kenapa, mawar ini tetao ada di dekapanku, dan cukup memberi rasa tenang.

4 hari sudah, tanpa berbicara pada orang lain, hanya do'a dan menangis, kadang berteriak sambil membekap mulut sendiri dengan bantal karena, bagaimana tidak, tidak bicara kepada siapapun selama 3 hari, dan yang kamu lakukan sama saja seperti hari-hari sebelumnya, hanya berpikir apa yang akan dia lakukan dan apakah umurku masih panjang. Bagaimana itu tidak menyeramkan?!! "Hai Chila!" Aku bisa mencium aroma tak sedap, ini bau alkohol, iya INI BAU ALKOHOL! Ka Fajar di pintu saja aku bisa mendengar  bau alkohol yang sangat menyengat! Ya Allah, kali ini aku benar-benar membutuhkan jabah do'amu. Ia mendorongku dan mulai mencium keningku, langsung aku tampar kelakuannya yang sangat lancang. Aku tampar ia tapi ia membalas tampar aku, hingga aku terbentur tembok. Akting lemas, Ka Fajar sepertinya mulai berpikir aku sudah lemas, aku segera mendorong dia dan berdiri, karena pintu kamar terbuka, yang penting keluar dari kamar terkutuk ini. Tapi dasar lelaki, sudah setengah berdiri ia membanting tubuhku, Sakit sekali lenganku, digenggamnya hingga memelantingkan tubuhku, aku bisa mendengar suara kepalaku membentur tembok dengan kerasnya. Sejenak aku tak bisa mendengar apa apa, ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing dan mataku mulai samar-samar. Aku bisa merasakan tangan Ka Fajar yang mulai memegan bahuku, rasanya, "sakit" sekali. Aku sedikit menggerakan tanganku, aku mulai menyubit perutnya. Tetapi, BUG, sepertinya ia hendak menamparku, tapi karena ia sedang mabuk ia meleset, ia malah memukul jidat kanan dan bagian hidung kananku, sakit sekali, sungguh itu pertama kalinya aku merasa benar-benar dipukuli, makin mendengung dan rasanya tak karuan, aku tak bisa melihat dengan jelas, kepalaku pusing sekali, kunang-kunang, sempat aku lihat jam digital hitamku, YaAllah, jam 3 subuh, siapa yang bangun jam segini, Mah, Vicka, Ka Damar, aku butuh do'a kalian. Apakan ini saatnya aku merasakan sakaratul mautku? Sakit sekali rasanya, tubuhku benar-benar mati rasa, entah apa yang terjadi, aku mulai melihat dengan jelas dan segera mendorong Ka Fajar sekuat tenagaku, BUG tapi ia malah balik mendorongku dan mencekikku dengan sangaat keras, makin keras, makin keras, hingga aku bisa merasakan darah mengalir deras di hidungku, mataku terbuka terbelalak, tak bisa aku bernapas, sangat keras hingga rasanya leherku hampir putus, saluran napasku serasa di genggam sekeras-kerasnya, ingin muntah tapi tak ada jalan apapun yang masuk, aku bayangkan wajahku yang pasti sudah sangat merah, tadinya aku mencubit tangannya, kali ini jariku menegang, sangat tegang, kakiku tadinya menekuk, kini mulai lurus dan bergetar, seluruh tubuhku bergetar hebat, dan tibatiba BRUG! POLISI! DIAM DITEMPAT! Itu adalah suara terakhir yang aku dengar. Aku tak sadarkan diri,

Rahangku seperti remuk, aku tak bisa berbicara, tangan kananku tak bisa bergerak, pusing sekali, aku bisa merasakan 2 selang yang menjuntai dari telinga kanan hingga telinga kiri. Perih tanganku karena jarum menancat, jarum infus. Rasanya kepalaku terikat perban, sepertinya kepala belakangku memang luka parah karena dibanting... Ka Fajar. Aku dengan sekuat tenaga membuka mata, yang pertama aku lihat, Mamah, aku menangis. Mama memegang tanganku sambil menciumi keningku sambil berteriak histeris. Tak lama, aku bisa melihat beberapa orang berpakaian coklat, pasti bukan anggota pramuka di sekolah aku kan? -_- Ternyata polisi yang waktu itu, suaranya persis sekali. Dan Vicka yang masuk dari pintu. Tapi aku tak sekuat itu, aku kembali memejamkan mata, dan kembali membuka. Situasi terlihat lebih tenang dengan seorang suster yang sedang memasukkan sesuatu ke selang infusku. Aku tak bisa bicara, membuka mulut pun linu rasanya. "Chila, sayang, kamu kemana aja sih? Kamu kenapa ga bilang-bilang?" Aku bisa liat ada Ka Damar yang sedang duduk sambil melihat sepatunya yang terlihat basah, mengenakan jaket kulit hitam pemberianku, dan terlihat habis hujan-hujanan. Dan, Vicka, sesegera mungkin aku menggerakkan tangan kiriku, aku menjulurkan tanganku mengarah ke Vicka, ia menyahut, menggenggam tanganku, aku menatapnya tapi tak bisa bicara, akhirnya aku memberi tatapan itu, tak sadar air mata sudah memuncak ingin keluar, tik, Chila, aku ngerti Chil, iya dia sudah sama polisi, kamu tenang aja yaa Dan setelah mendengar itu, rasanya lega sekali, lalu mataku terpejam karena memang rasa pusing di kepala ini sungguh tak pernah kurasakan sebelumnya.

1 minggu lamanya aku di rumah sakit. Luka retak di lengan kanan membuatku sulit untuk menulis, tapi setelah beberapa terapi, aku bisa menulis meskipun perlahan dan tak sebagus tulisanku yang dulu. Aku mulai bisa membuka mulutku, meskipun maksimal 2 cm. Perban di kepalaku sudah dilepas, ternyata hanya luka lecet, alhamdulilah. Lalu aku mulai ke sekolah, untungnya hari ini bukan Senin giliran upacara. Banyak orang yang melihat aku, sedikit aneh sih, dengan tangan diperban, menggunakan sanggahan yang terbuat dari kain, aku segera masuk kelas. Vicka membawakan tas ku, aku kali ini dikawal Vicka kalau mau apa apa. Sampai akhirnya masuk kelas Olim. Aku masuk dan Pa Rus nan baik hati langsung menanyakan kabarku. Dan tak lama Ka Damar masuk, sambil membawa bunga mawar 1 tangkai. "Chil, ini buat kamu, supaya cepet sembuh" "Aku gamau terima itu" "Kenapa?" "Di hari pertama dia kasih aku itu pas di kamar tempat aku di sekap, aku benci mawar" "Kalo ini ga benci kan *Goldenqueen White Chocolate*" "Nggaa! Ngga banget! Terima kasih! Aw" "Makanya, kalo mangap jangan lebar-lebar hahaha" "Iyaa iya" 

Selesai kelas, Ka Damar kebetulan sedang bawa mobil, ia menawariku pulang. Hingga sampai di satu perempatan terlama sejagat raya, 280 detik hanya untuk lampu merah, kalo ditotal, kita melewati 3 kali lampi merah, dengan ditambah lampu hijau 80 detik, total 1080 detik aku dan Ka Damar kejebak di perempatan itu. "Chila, aku minta maaf ya, aku ga peduli sama kamu waktu itu" "Jangan dibahas" "Waktu itu, aku adalah orang pertama yang tau kamu ilang, aku ditelfon mamah kamu, dia nanya apa aku pergi sama kamu. Mamah kamu panik banget, aku anter dia ke Polda, waktu itu aku sempet nginep di rumah kamu, karena aku gatega mamah kamu cuma sama Mbak Darmi, yaudah aku temenin dia, semaleman dia ga tidur, hari Selasa aku ga sekolah karena seharian temenin mamah kamu. Dia gamau makan Chil waktu itu, dia nangis terus, sampe akhirnya aku langsung telfon Vicka karena aku keikut gabisa tidur, aku ngerasa bersalah banget, harusnya aku jagain kamu, aku malah ngejauhin kamu, apalagi pas kamu ketemu di rumah itu, aku ikut cari kamu, jadi pas hari kamu ketemu, aku ada, aku panik banget liat kamu berdarah-darah gitu, aku langsung bawa kamu ke ambulan, dan langsung kabarin mamah kamu. Selama kamu ga sadar, aku sempet nemenin kamu karena mamah kamu ada urusan kantor. Aku kangen banget sama kamu, tapi aku malah ketemu kamu dalam keadaan kaya gitu, aku gagal buat ngejagain kamu, gagal ngejalanin janji aku, maafin aku Chil" "Udah ka, semuanya udah terjadi, udah terlanjur, toh sekarang aku ada di mobil ini kan? Sekarang dari peristiwa ini kita bisa tau siapa Ka Fajar yang sebenernya, iya kan?" "Iya, kamu bener. Maafin aku Chil" "Shh, udah, jangan sok sok emosional gitu deh, jangan nagis" "Aku hanya ga bisa bayangin apa yang kamu pikirin disana, apa yang kamu alamin disana, aku kayanya orang yang paling ngerasa bersalah sama kamu. Aku pikir nangisnya kamu disana sama nangisnya aku sekarang ga sebanding Chil, .............. aku sayang banget sama kamu" "Ka, plis, semua udah lewat, aku baik-baik aja, semua kembali seperti semula, hanya Vicka yang sepertinya harus kita cariin objek moveon" "Haha, iyaa bener. Makasih Chil, makasih masih mau duduk di mobil ini sama aku" "Iyaa Mas Damar, samasama :)" "Laper nih, nyate padang yuk!" "Boleh yuk, mumpung deket sinii" "20 tusuk?" "Siapa takuuuut :p" 

Semuanya terjadi begitu saja, akhirnya mereka bahagia berdua, entah sampai kapan... 

Senin, 11 Februari 2013

White Chocolate, Pop Mie, dan Teh Manis

Berawal dari seorang perempuan yang mulai memahami pria. Hari pertama sekolahnya, berharap ada sesuatu yang bisa ia pelajari. Ternyata salah besar. Hanya sederet jadwal untuk ditekan. Tapi, disela-sela hal itu, Damar, sosok seorang pria jantan yang sangat sopan dan baik. Terlihat paras lembut diantara kulitnya yang coklat manis, namun tiap geraknya memamerkan sisi tempramentalnya. Badan tegap kharismatik, seperti keluaran pabrik penyedia TNI yang harus serba sempurna. Begitulah dia. Tiap langkahnya penuh dengan ketegasan, namun tetap memberi kesan cheerful, sangat optimis. Kata-katanya yang lugas dan tata bahasanya yang penuh akan tata krama, membuat aku, Chila, merasa kagum akan sosoknya. Hmm, deliciosoo.. Meskipun harus berperang dengan panas matahari, hanya dengan melihat dan mendengarnya berbicara cukup membuat sejuk. Apalagi, saat ini dia bukan memerankan pihak "antagonis" dalam MPLS ini. Aku sering sekali melihatnya. Berhubung, memang dia salah satu pembimbing kelas. Meskipun bukan kelasku, tapi hampir ditiap kegiatan luar kelas dia muncul.

Hingga, perkenalan panitia. Nama saya Damar Lingga Kusuma, Damar, X1-IPA-9, Voli, Badminton, Pramuka. Yup! Kurang apalagi, anak IPA, atlit, Pramuka! Biasanya, anak OSIS pasti menghormati dan dihormati guru, apalagi luarannya aja udah kaya gitu. *Bug .......... Sial, kelas XII Ngelamunin apa kamu dek?! Gelagapan, segera geleng kepala. Haduh, lolos dari maut. Tapi satu hal yang masih dipertanyakan, dia, rajin ke Masjid ngga ya?

Penutupan MPLS. Yang lain seneng, aku? Gaada senengnya sama sekali. Ga bisa sesering ini lagi ngeliat Kang Damar. Tapi, semoga aja. Kalo Allah mengizinkan dan memang itu yang terbaik untuk aku, kenapa ngga? Tiap MPLS satu hal yang bikin semangat tuh yaa Kang Damar. Kebayang kalo kenal. At least, kenal aja deh gausah sampe jauh jauh.

Kebeneran, upacara. Gapernah aku suka upacara kalau harus ada di barisan pasukan. Mending di depan, bacain teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bahkan, tanpa baca pun aku sudah hapal. Mendengar pembacaan kali ini, bibirku sedikit serong ke atas. Jelek banget bacanya ampun dah. Ga bisa menghayati kayanya, baca Pembukaan UUD 1945 tapi kaya bacain cerita Malin Kundang buat adiknya yang mau tidur. Sebentar, kaya kenal yang di depan. Aw, Kang Damar. Gila, jadi pemimpin upacara, perfect banget! Badannya emang sepertinya dilahirkan buat jadi tentara. Keren gila! Kalo emang waktunya diem, yaa dia diem. Kalo memang harus gerak yaa gerak. Siaaaaap... GRAK! Edan suaranya... Sayangnya, diikuti dengan celotehan Ga KALEM lah! BIASA WE! Aing Teu Torek Beroh!  Alay banget sih, segitu keren dibilang ga kalem -__-

Selesai upacara, niatnya sih sekedar ngeliat dari deket. Dia langsung ngacir entah kemana. Misterius banget cowo itu.

Dan setiap harinya, ga pernah aku liat dia ke kantin, ataupun bahkan ke Masjid. Dia kemanaa..... kelasnya aja gatau, masa berani banget anak kelas 1 mampir ke kawasan anak kelas 2? Meskipun aku yakin Kang Damar gaakan bermasalah tentang hal itu. Tapi tetep aja. Cuma ketemu kalo ada event yang bikin seluruh siswa ga belajar dan wajib ngedatengin event itu. Yah, itu pun hanya sesekali. Dan pernah pas UAS, beli sarapan dan ngeliat Kang Damar baru dateng dengan helm hitam dan jaket kulit hitam. Sempat ketemu mata, tapi sayangnya, speechless, haduh Chilaa, setidaknya kamu bisa dong salam ke dia... -__-

Hingga suatu hari. Pemenang untuk Olimpiade Matematika kelas X... X-9! That's me, with my team. YEAY! Pemenang untuk Olimpiade Matematika kelas XI... XI-IPA-9!! Hah?! *langsung tengok belakang* Itu Kang Damar lagi jingkrak jingkrak. Masa iya dia pinter Matematika? Pembagian kelas mantap bisa dilihat di Mading. Langsung caw ke Mading. Kelas Matematika 5. Chila Santrilia Lestari 6. Damar Lingga Kusuma WHAT A NICE DREAM!! Vick, cubit aku Vick! Vicka, teman yang sama-sama akan sekelas denganku itu langsung menyubitku tanpa ampun. Aku girang, Vicka juga girang karena Kang Fajar juga ternyata akan sekelas dengan kita. Oiya, Kang Fajar tuh kece banget. Mungkin diantara Kelas Matematika, cuma dia yang punya tampang santai, sambil nenteng kunci motor Ninja 250 warna putih. Mantep sih, tapi dia tampangnya terlalu kece, dan keliatan banget manjanya. Vicka bukan anak manja, makanya suka cowo manja, karena Vicka lebih sering manjain daripada dimanja. *Freak*

Tiap pulang sekolah, 1,5 jam tersita untuk kelas mantap olimpiade demi sekolah kita. Meskipun baru tingkat Kota, tapi sama aja seremnya. Selamat siang anak-anak, masih semangat? Pa Rus, guru paling baik seantero Jagat Raya!!!!!! Coba kalian duduknya jangan sama temen kalian yang sudah kenal dong, kaka-kaka bimbing adik-adiknya yaa. Sekarang coba duduk per-absen. Absen sudah disusun berdasarkan kelas. Pantes, kelas ini hanya ada 16 orang. Absen ganjil itu selalu anak kelas X meskipun dibawahnya tidak sesuai dengan abjad. Sebentar... per-absen, aku duduk sama absen 4 atau sama absen 6 yaa... 1 dengan 2, 3 dengan 4, 5 dengan 6...... sejenak suara menghening, sampai Vicka memukulku karena kesal dia tidak duduk dengan Kang Fajar. Di absen dulu yaa.. Haduh, antara mau gamau, suka ga suka, tapi gimana ya... Chila Santrilia Lestari, Wah bagus sekali namanya. Damar Lingga Kusuma, Nama kamu menggambarkan diri kamu sekali yaa Mar. Ehem, hanya 2 nama itu yang dipuji saat Pa Rus mengabsen 16 anak "autis" ini. Sekarang kaka-kaka sudah tau kan meja mana yang akan ditempati, sok sekarang duduk sesuai absennya. Bruk bruk bruk bruk bruk. Deg, deg, deg, deg, deg....
"Chila kan? Dam..."  
"Udah tau ko ka... Silahkan :)" 
"Selamat masuk olim yaa" 
"Haha iyaa samasama kaka juga"  
Wow... setelah penantian 8 bulan ingin kenal, kenal juga akhirnya. Tiap hari, aku tau semangatku tiba-tiba muncul saat untuk seterusnya aku akan duduk dengan Kang Damar.

"Kamu tinggal dimana, Chil?" "Di Margahayu ka" "Ooh, deket dong ya?" "Kaka dimana emangnya?" "Di Santosa, ga terlalu jauh laah, kamu pulang sama siapa?" "Sendiri kayanya ka" "Temen kamu, Vicka?" "Haha dia selalu dijemput ka, aku gaenak kalo nebeng" "Kalo nebeng kaka tetep gaenak nih?" "Iya, tapi terimakasih" "Yaudah deh kalo gitu, samasama" ":)" Apa maksudnya semua ini?! Bales nyekil deh

"Aku ko jarang banget liat Ka Damar ke kantin atau ke Masjid?" "Oh, kaka selalu bekel de, kaka ke kantin ga pernah, mending buat ditabung. Kalo ke Masjid, kaka solat pas istirahat pertama buat dhuha, sama pulang sekolah, supaya sepi jadi lebih enak" Langsung ubah jadwal shalat.. Tapi, ngga deh, better be my self aja.

2 minggu. 8 hari menuju hari olimpiade. Kalo aku ga lolos tahap ini, berarti aku gaakan lagi di kelas itu dan duduk bareng Kang Damar. Kamu jangan panggil saya Kang, panggil aja kaka atau mas, kamu orang Jawa kan? Oh iya, kali ini, Mas Damar. Dia memang tipe orang yang welcome banget, jadi aku gabisa kegeeran kalo masalah ini, bisa jadi ke semua orang juga dia akan melakukan hal yang sama. Setidaknya, aku bisa kenal dia, dia yang sesungguhnya. Semenjak aku tau dia sering shalat dhuha, mulailah kalau istirahat pertama aku sempat aku caw ke Masjid. Tapi, kalo belum sarapan sih gaakan sempet, pasti dipake buat makan bekel. Kalo sekarang, bekel aku jadi dobel, ada yang buat sarapan, buat makan siang juga. Untung sarapan aku bisa makan apa aja, at least kurma 4 biji udah cukup.

Kali ini kelas Olim lebih cepet masuk karena jam belajar dipotong 2 jam pelajaran karena beberapa guru ahrus rapat kecuali guru kelas olim, berarti kelas olim makin lama. "Pa Rus, boleh yaa Chila makan dulu, laper, Pak" "Iya sok mangga ga pa apa da" "Terimakasih banget Pak, mangga  makan yaa Pak" "Mangga Bapak udah makan tadi pas istirahat" Hemm, Ayam Ungkep + Tahu Oseng Toge Brokoli Saus Tiram bikinan mamah tuh udah muah banget deh.. "Eh, Chila bekel juga?" "Ehm iyaa ka, biasanya juga gini ko" "Ooh, makan bareng atuh yaa" "Kalo makan bareng ga papa yaa aku diem aja, aku ga bisa makan sambil ngobrol :D" "Iya ga papa ko" Hahaaa antepin Mas Damar dong kurang keren apaa... Setelah makan langsung deh kelas olim mulai, cuma setengah jam untuk istirahat cukup banget.

Hujan gede banget. Gede Banget! Akhirnya aku ga bisa pulang. Padahal itu udah jam setengah 5 dan kalo hujan kaya gini pasti lama redanya. Terpaksa nunggu sendirian di gerbang. Hanya ada Pa Satpam di pos. Dingin banget. Bodonya jaket aku pake ketinggalan di mobil tadi pagi. "Chila, belum pulang" "Udah ka" "Bodo banget yaa nanya gitu hehe, kenapa ga pulang?" "Cuacanya cerah sekali ka" "Iya, kaka juga, kaka lagi pesen pop mie, kamu mau ga?" "Ngga ka terimakasih" "Kenapa?" "Lagi pengen diem ka" "Ooh kaka ngerti, jangan bilang cewe yang ngaku ngaku strong kaya kamu takut ujan, jiahahahaha strong ko sama ujan aja takut" "Iyaa" "Gausah stres gitu dong" "Hmm iya ka :)(" "Oke deh kalo gitu, kaka makan pop mie di dalem dulu yaa" "Iyaa" Lama lama serem juga di gerbang sini, anginnya makin gede,  airnya jadi masuk ke koridor gerbang. Terpaksa satu-satunya ruangan yang masih kebuka cuma Kantin dan WCnya. "Akhirnya nyerah Chil? haha" "Airnya masuk ka, anginnya juga gede, takut sakit" "Makanya kaka bilang mending disini. Mau pop mie ga? Kalo gapunya duit, kaka traktir deh" "Emm, boleh deh ka, tapi kapan-kapan aku bales traktir pop mie juga" "Iyaa silahkan, traktir sushi tei juga ga papa ko" "Hesyemenyeh" "Nih mo rasa apa" "Selera Hot aja deh ka" "Favorit kaka juga nih, Bu, 2 yaa, jangan lamalama keburu jadi es" Intermezo, hanya ngobrol tentang hujan, dan air. "Kamu kalo butuh atau memang lagi pengen cerita, ke kaka aja, anak-anak disini kebanyakan comel. Kaka tau semua aib anak sekolah ini, karena kebanyakan dari mereka curhat gitu aja. Kaka gapernah comel. Inget ya?!" "Iyaa ka" Popmie dateng, seperti biasa, kalo makan pasti hening, tapi ngga kali ini, baru setengah porsi mood udah ancur berantakan. Ga nafsu makan lagi, hujan sialan, tapi menghargai, setidaknya aku makan ini. Tiba-tiba mulut sama otak gabisa diajak kompromi "Aku takut hujan karena, tiap hujan itu gelap, aku benci gelap, tiap hujan pasti banyak bencana, aku benci kata korban, hujan itu layaknya langit yang sedang menangis, tapi entah kenapa tiap akhir bulan langit jadi cengeng" ..... "Huahahahahahaha, kamu puitis banget sih, Chil? hahahaha" "Kalo lagi galau maksimal kata-kata yang keluar pasti kata baku, kata puitis, bahkan pake majas personifikasi. Aku suka majas itu" "Iya iyaa kaka tau, kaka sempet ko baca tulisan kamu yang ada di belakang buku" "Hah? Oh itu, kalo lagi bosen yaa itu yang keluar" "Apalagi tiap ada soal, kamu pasti yang duluan selesai, Chil, meskipun kamu ceroboh banget" "Iyaa ka, hujannya kapan reda yaa" "Santai aja Chil, kamu kaya anak yang lagi pengen BAB tapi menderita karena gaada air hahaha" "Hehe, mau gimana lagi, susah kalau hal yang aku takuti datang, ga pernah bisa ditutupin, apalagi dibawa tenang" "Yaudah deh, gimana kalo main nih? Kaka bawa kartu" "Terserah kaka aja deh" 

Sepanjang permainan ituu... sepanjang hujan itu... Pertama kalinya aku merasa tenang dalam hujan, pertama kalinya aku bisa tertawa terbahak-bahak saat hujan. Indah sekali rasanya. "Ciyee udah sembuh nih galau galaunya?" "Apa sih ka, udah reda nih ujannya, popmienya juga udah abis, orang-orang udah pada ngacir, pulang yuk!" "Mulai bahasa kamu ngaco, ga baku lagi haha, yaudah yuk, eh sebentar, mau bareng ga?" "Ngga ah ka, aku bisa pulang sendiri... *Adzan Maghrib* astaghfirullah, udah adzan?" "Udah jam 6 lebih Chil" "Aduh aku pasti dicariin, hape aku abis batre lagi" "*sambil jalan dan santai banget* Kalo naik motor tuuh lebih cepet, manuver manuver gitu, sett seeett seeettt, gimana?" "hmmmm haduuuh, yaudah deh kaa, tapi pelan-pelan yaa" "Katanya keburu malem, tapi minta pelan-pelan" "Maksudnyaa hati-hati ka, kan abis ujan gede" "Iyaa" "Motor kaka ini?" "Iya kenapa? jelek?" "Ngga ka, kaka dulu beli ini berapa?" "Hmm, 18 jut kalo ga salah" "Sekarang berapa yaa harganya?" "Kamu lagi cari motor?" "Iyaa ka, aku pengen matic, kaya gini" "Boleh deh, asal jangan lupa isi bensin, kalo bensin abis lansung mogok" "YAIYALAH!!!" 

Untung mamah pengertian, mamah tau kalo memang tadi hujan besar, dan mamah mau nelfon aku supaya pulangnya nunggu hujan reda dulu. Yah,what a perfect day! dret dret "Udah sampe rumah Chil? Gimana? Dimarahin? Tadi tempat kaka nurunin kamu ga terlalu jauh dari rumah kamu kan?" 

Set dah, gila banget baru selesai mandi udah ngacir aja sms ini. "Haha iyaa udah ka, terimakasih udah nganterin. Kalo kondisinya ga kepaksa kaya tadi gaakan aku nebeng.. "

dret dret "Haha gapapa kali, iyaa samasamaa yaa, rame kan hujan tuh?"
"Iya ka, hanya hari ini aja ramenya"
"Ngga, kaka yakin kesananya, kamu pasti bisa ngadepin hujan ko"
"Amin :) Ka aku mau istirahat dulu udah gaenak badan"
"Oke, cepet sembuh Chil!"

Hari ini, bener bener aral. Panas badan udah sampe 38 derajat. Terpaksa tidur dirumah seharian supaya besoknya bisa sekolah. dret dret "Chil, kamu ga sekolah?" "Iya ka, sakit" "Baru kemarin dibilangin cepet sembuh, lama banget sembuhnya, besok masuk doong?" "Iyaa insyaAllah kaa" "Selamat istirahat" Apa artinya.. Ah, jangan kegeeran kamu Chil, masa cowo kaya dia mau sama kamu. Gaakan mungkin, kan maunya juga cuma temenan iyaa ngga sih? "Terimakasih ka, selamat belajar"

Pagi-pagi, entah aku merasa sangat aneh hari ini. Turun dari mobil, aku berjalan di koridor gerbang. "*Puk* Hai Chila!" "Hai, baru dateng juga ka?" "Emm, iya Chil, mau ikut kaka sebentar ga?" "Boleh" Kantin? Ngapain ke kantin pagi-pagi gini, Kantin pasti kan sepi? "Ini buat kamu?" "Coklat putih?" "Kaka tau kamu suka coklat putih, katanya sih coklat bisa ngangetin, biar kamu ga kedinginan" "Haha terimakasih kaa, ada apa nih pagi pagi udah ngasih coklat? Kangen yaa ditinggal aku sakit?" "Jangan geer deh, kan kata Pa Rus, kaka kaka harus bisa ngebimbing adenya yeey" "Iyaa deh, aku ke kelas dulu yaa ka, aku harus ngerjain tugas" "Oke, perlu dianter? Nebeng?" "Haha nebeng hati kaka huahaha" "Apasih kamu, udah masuk ntar tugas ga kelar, sampe ketemu  di kelas olim" Kenapa orang itu, baik banget, tapi kenapa juga dia, selalu ngucapin selamat ini lah selamat itu lah,padahal 2 minggu awal di kelas kita ngobrol biasa aja tuh...

"Chil, aku dapet bunga loh?!" "Ohiya? tapi kenapa banyak banget orang dapet kado hari ini? "Chil, 14 Februari, Valentine!" "Oalah, lupa, ciyee dari siapa, Vick?" "Tau nih, oiya kamu dapet ngga?" "Hah? Ngga" "Kang Damar ga ngasih?" "Hah?! What, lupa Mas Damar ngasih coklat ._. emm, iya ngasih dia, nih" "Wah, dia ko tau kamu suka white chocolate?" "Ga tau, ga ngerti" "Pa Rus tuh"

Sepanjang kelas, aku pikir Mas Damar lama karena shalat dulu, tapi sampe setengah jam pun dia ngga masuk. Apa jangan-jangan dia masuk UKS, tadi pagi emang dia aga pucet sih... Bales SMS aja deh. Aku orangnya emang ga bisa nerima sesuatu dari seseorang tanpa dibalas, kalo kemarin Mas Damar nyariin, aku juga harus nyariin dia supaya impas. "Mas, ko ga masuk kelas olim?"  2 menit kemudian... dret dret "Iyaa Chil, tadi habis shalat dhuha badan kaka panas banget, jadi izin ke UKS terus pulang deh. Maaf yaa jadi gaada yang nemenin" Sakit? aduh harus apa dong yaa aku, udah dikasih white chocolate segala lagi... "Iyaa kaa, cepet sembuh yaa, besok sekolah doong?" dret dret "Haha ngikutin banget, insyaAllah yaa, terimakasih" hmm seems legit "Iyaa sama sama Mas Damar :)"

15 Februari~ Aneh tapi, entahlah. "Ka Damar?" "Halo, ko kaya liat setan gitu?" "Ngga, ngapain kaka diem disini? Masih jam 6 kurang ko kaka udah dateng?" "Haha, kaka sengaja dateng pagi, kaka nungguin kamu, kaka yakin kamu dateng pasti pagi banget" "Ada apa ka emang?" "Gini, kaka pengen nembak cewe" JLEB... Setelah hal-hal itu, diharkosin dong.. tapi aku memang ga berharap banyak dan ngga mikir kemana-mana, aku juga ga terlalu kegeeran ko. "Nembak cewe? Siapa?" "Anak kelas X sih, tapi kaka takut mau nembak, takut dirasa belum kenal deket" "Hmm, yaudah ka tembak aja tinggal bilang aku suka sama kamu, mau ngga jadi pendamping aku, selesai deh, udah ya ka, aku ada tugas, daah" ... Sekejap bete banget, sama sekali gaada mood hari ini. Kelas olim, berat rasanya, tapi mau gamau aku harus masuk, kalo ngga ketinggalan ilmu dikit aja udah keteteran, apalagi pas sakit, serasa anak kampung yang dateng ke kota liat gedung-gedung tinggi.

"Chil, kamu gapapa?" "Nyantai aja ka, da apa?" "Ngga cuma nanya aja" "Oh" Aku tiba-tiba berubah jadi dingin sekali, bahkan kalo Mas Damar ngomong atau komen aku hanya senyum, ga seperti biasanya yang ikutan ngomen juga. Kamu kenapa sih Chil?! Dari situ lah aku mulai lelah untuk menanti.

Hujan lagi. Kali ini gaada kompromi. Pengen hujan-hujanan tapi, aku gapernah berani untuk itu. "Pasti Chila gabisa pulang deh hahaha" "hmm iya" "Kamu kenapa sih Chil? Sejak tadi pagi berubah banget?" "Hmm, ngga  bawaan dari rumah, lagi PMS juga kali" "Oh gitu, mau traktir pop mie ga nih?" "Kaka mau? aku beliin kaka aja aku baru aja abis makan" "Yaudah yuk kaka laper banget"
Di kantin pun gaada obrolan sama sekali, Mas Damar ngomong, aku diem aja, aku cuekin abis-abisan. "Chil, kamu marah sama kaka? Kenapa? Karena kaka mau nembak cewe?" Yang tadinya tunduk, badanku langsung tegap, seperti merasa tertampar. Mungkin itu, tapi bukan juga. Tapi mau bohong gimana coba udah jelas-jelas keliatan kan? "Maaf ka, Chila lagi gaenak aja" "Cerita doong" "Ngga ka, kalo yang ini aku gabisa cerita ke siapa-siapa" "Masalah perasaan yaa?" "Ngga juga" "Laa trus apa?" "Kepo banget" "Iyaa deh iyaa ngalah" ...... *tik... Hai langit, kita menangis bersama. Tanpa aku duga, aku bisa-bisanya nangis se"meriah" itu. Dada rasanya sesak hingga akhirnya air mata pun keluar. Hari ini benar-benar berat sejak kaliamt Mas Damar yang satu itu. "Loh ko Chila nangis? Bu, permen Chupachupa dong 1 yang cola, nih Chil biar ga nangis" "Ngga ka makasih" "Aduuh disini gaada coklat putih Chil, kamu kenapa?" "Udah ka, aku mau pulang" "CHIL! HUJAN?!" "AKU MAU NGADEPIN HUJAN KALI INI!" Saat itu aku merasa dipeluk oleh hujan. Benar-benar dipeluk. Kaya sinetron aja, kaya si Poconggg aja nangis sambil ujan-ujanan, atau dibawah shower, ga beda jauh. Sampai dirumah, tubuhku mulai tak karuan. Kali ini aku harus izin sakit 2 hari karena memang sangat parah. Panas hingga 39,8 derajat. Sekaratku saat itu.

17 Februari, pagi ini, aku sengaja datang pas dengan bel berbunyi, aku berharap tak ada tugas  menumpuk.Tapi, "CHILA! Hai, udah sembuh?" "Udah" "Asiik, besok lagi jangan hujan-hujanan lagi" "Hmm, ke kelas yaa ka" ....... Hancur~

Gaada satupun pelajaran yang masuk ke otak. Bel berbunyi tanda masuk kelas olim. Aku bekal bubur dengan madu, karena aku ga bisa makan nasi. Saat aku makan, Mas Damar membawakanku teh manis hangat "Chil, diminum yaa, kaka bikin ini sendiri dari ruang BK tadi" "Iyaa terimakasih ka" "Samasamaaaa" Slruup... Sialan, teh manis ini, bagaimana dia tahu kalau aku suka teh yang hanya sedikit gulanya? "Enak banget ka, terimakasih" "Iyaa doong, sama samaa Chil" Karena teh manis itu, hubungan kami berdua akur kembali.

Olimpiade dimulai.... Keren sekali, aku tahu mereka semua dari sekolah yang sangat tinggi derajatnya. Tapi syukurlah, kami masih bisa masuk 3 besar umum, Yang tersisa kali ini tinggal 8 orang. setengahnya gagal, termasuk Vicka. Aku masih duduk bersama Mas Damar yang meraih skor paling tinggu dibanding kami ber delapan. "Chil, Vicka ga masuk yaa? Yaaaah sayang banget" "Kenapa emangnya ka?" "Ga papa, kelas jadi aneh" "Sebentar, jadi Ka Damar deket sama aku cuma biar bisa deket sama Vicka?" "Emmmm......" "Dan yang pengen kaka tembak tuh Vicka?" "Duh Chil...Buk" "Chila mau pulang" 

Vicka. Bisa-bisanya... Ah!!! Kenapa harus dia yang.... Ihhhh! Sialan!

22 Februari~ pagi ini terasa hal yang berbeda, sama seperti hari-hari sebelumnya, tapi kali ini sedikit berbeda. Semua hal yang aku lalui hampir mengingatkanku dengan Ka Damar. Halah, mungkin Mas Damar udah nembak. Tapi pasti ga diterima, Mas Fajar masih jomblo. Berangkatlah aku..

"CHILA!" "Hai ka, mau ke kelas dulu" Kesal aku melihat wajahnya saja. Kelas heboh dengan berita baru tentang tweetnya Mas Damar yang bikin banyak anak cewe lain kebingungan. "Kalian kenapa?" "Liat deh, baru sekarang aku liat si Ka Damar galau di twitter" "Oya?" Hah, pasti masalah ditolak Vicka, abis si Vicka gatau kemana sekarang. Bel bunyi, bel pulang, kali ini aku sama sekali tak ingin mendengarnya. Masuk kelas olim, kali ini aku tak berselera makan. Mas Damar masuk. Tanpa aku melihatnya, kali ini aku tetap diam. Hingga kelas usai. Mas Damar menahan tas yang sudah dalam ancang-ancang aku pikul. "Tunggu dulu, Chil" "Apalagi kang?" "Hhhh, tunggu sampe semuanya keluar" ... "Udah tuh kang" "Akang mau jelasin sama kamu, kaka bukan mau nembak Vicka, kaka hanya sekedar ingin liat kamu punya perasaan apa ke kaka,trus.." "Trus udah tau? kalo udah tau ngapan dibahas? *tik, sial, pake nangis segala lagi" "Bukan itu, kaka cuma mau bilang.." "Minta maaf?" "IYA!"....... 
Dibentak cowo itu...
"Kaka mau minta maaf karena kaka udah mainin kamu, tapi asal kamu tau, kaka ga nembak siapa-siapa. Kaka tiba-tiba tau semuanya karena, buku ini. Kamu tinggalin buku ini waktu 2 minggu yang lalu. Saat aku baca, kamu tuh beda banget. hanya dengan 1 lembar aja kaka bisa tau kamu siapa. Maaf Chil, kaka hanya mau trimakasih sama kamu, udah merhatiin kaka sampe sebegitunya. Maaf kalau lancang, kaka baca semuanya. Mulai dari saat kaka jadian sama cewe itu 6 bulan yang lalu dan hanya bertahan 2 bulan, kaka ga nyangka sebegitunya kah kamu nge"fans" sama kaka. Niat banget, kaka baru tau kalo kamu yang ngirim jam tangan itu, kaka memang butuh banget jam. Dan sampai-sampai kamu ngesave ava kaka supaya kapanpun kamu bisa liat kaka. Sampai-sampai kamu  berubah jadi cewe yang rajin ke Masjid karena ingin nyari kaka. Sampai-sampai kamu rela upacara supaya bisa ngeliat kaka. Sampai-sampai kamu ngucapin ultah ke kaka berharap nantinya kaka kenal kamu, tapi kaka malah mengabaikan kamu. Sampai-sampai kamu ngasih kado kaka, jaket kulit hitam itu. Kaka kebetulan memang lagi ingin sekali jaket itu, Chil. Semua yang udah kamu kasih ke kaka lebih dari yang udah kaka kasih ke kamu. Kaka mau minta maaf karena kaka waktu itu ga peka, bahkan gapeduli. Maaf Chil, kaka sadar sekarang, kaka memang gaakan nembak cewe, kaka bakalan cukup untuk mencintai dia, menjaga dia, mengasihi dia, tanpa harus merusak semua yang indah dalam dirinya. Dia itu kamu Chil. Bukan karena semua yang udah kamu kasih ke kaka, tapi semuanya atas apa yang kaka kenal dari diri kamu. Kaka tiba-tiba jatuh cinta sama sosok kamu   yang seperti ini, kaka ketawa tiap denger tiap celotehan kamu, tiap liat tingkah kamu, and I just fall in love with everything inside you. Makasih Chil, tapi kaka tau batasan hubungan kamu dengan laki-laki, kaka cukup dengan ngejaga kamu, kaka takut malah ngerusak kamu. Makasih dan maaf Chil"

Dan semuanya terjadi begitu saja. Chila dan Damar ngga jadian, mereka hanya HTS, Sering berdua, tapi membantah jadian, membantah saling suka, tapi, mereka bahagia berdua... entah sampai kapan...