Sabtu, 29 Juni 2013

Gorgeous

Hari ini adalah hari yang paling melegakan sekaligus paling menyesakkan. Bisa dibayangkan seperti apa rasanya menjadi aku dari 1 minggu ini? 1 tahun ini?

Iya, aku yang sebenarnya selalu menegakkan kejujuran, tapi aku baru sadar seberapa benci aku untuk mendengar sebuah kejujuran yang sudah pasti menyakitkan. Tapi kamu gaakan pernah bayangin segimana kejujuran itu indah diakhirnya. Tidak seperti berbohong, seperti memakan buah simalakama.

Mungkin memang seharusnya aku ngga menceritakan semua masalahnya disini..

Aku nungguin saatnya aku mati nanti, apa yang bakal mereka nilai dari cara aku menghadapi masalah demi masalah yang aku rasa hanya segelintir orang yang bisa lihat aku nangis. Haha, 1 kali nangis juga cukup kali, yu. Tapi kenyataannya, berulang kali mata ini debus, berkaca-kaca. Mungkin ini salah satu bentuk nangis. Dalam kamus aku, sudah jelas tertulis dengan Bold, Italic, dan Underline bahwa nangis itu pertanda lemah.

Aku sudah terlanjur dididik untuk tidak menghadapi semuanya dengan air mata. Karena itu tidak akan menghanyutkan semua masalah yang ada. Hanya rasa reda sejenak dan akan tetap datang lagi. Buat kalian yang terlalu mudah untuk menangis, mungkin kamu harus berpikir beberapa kali untuk menangis.

Mungkin ini bisa jadi tips untuk kalian..

Aku nangis, hanya disaat semua orang tidak bisa melihat aku menangis. Tengah malam adalah waktu paling tepat, saat semua orang sudah sibuk dengan dunia mimpi mereka, sedangkan aku masih bertahan karena aku takut dengan mimpi buruk jika isi otakku hanya ada hal-hal seperti ini.

Aku nangis, hanya disaat semua orang tau kalau aku sedang ada di puncak kebahagiaan. Mungkin skill aku untuk bisa membuat orang tertawa menjadi salah satu jurus jitu. Saat semuanya sibuk tertawa, aku akan sibuk menyeka beberapa butir air mataku dan berpura-pura bahwa aku tertawa puas hingga mengeluarkan air mata, that's simple!

Aku nangis, hanya saat memang itulah tempatnya aku menangis. Pemakaman kek, rumah duka kek, atau mungkin tempat renungan. Ya memang itulah waktu dan tempat paling tepat untuk menangis.

Aku menyesal karena aku pernah menyumpah serapahi orang yang mencoba dan sudah meninggal karena bunuh diri. Untuk beberapa saat, aku merasa memang mungkin jalan terbaik adalah itu. Bahkan, detik ini pun aku menyumpah serapahi aku yang semalam sudah berpikiran untuk bunuh diri saja, meskipun Bayg*n di rumah habis.

Ya, aku mau cerita hal ini..

Semalam adalah malam tergadag, terstess, dan termenyiksa yang pernah aku lewati sepanjang aku hidup. Mendengar seseorang menangis karena aku melakukan, memutuskan sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak tahu bahwa hal itu adalah salah dan sangat "nyeredet hate" bro, basa sundana mah kira leuwih eta. Duh neng geulis ngomong sunda euy -_-

Dan malam itu juga, ada Act Of Valor di Fox Movies, sedikit mengobati ke-gadag-an sih sebenarnya. Act Of Valor tuh tentang misi tentara begitu deh kurang lebih, tau sendiri kan kalo aku itu suka banget sama tentara. :----*

Lalu, aku mendengar suatu pembicaraan antara, yah, 2 orang penting dalam hidup aku.. Mereka membicarakan tentang sesuatu yang sebenarnya aku tidak ingin dengar. Namaku juga disebut dalam pembicaraan itu, bahkan sampai-sampai salah satu dari mereka menangis. Itu yang membuat aku merasa tertusuk secara batin. Aku lagi, aku lagi.

Aku pengen cerita sama siapa? Oke, chat someone, no one answer, maybe because that night, the sky was too dark to let human stay awake..

Di dalam, aku perang batin. Aku lagi, aku lagi. Mungkin aku hidup itu cuma nyusahin aja ya. Dari awal juga aku udah bilang kan aku hidup di dunia ini tuh gaada gunanya selain cuma buat dosa melulu.

Harusnya aku dari awal diciptain bukan jadi manusia yang hidupnya fana, drama semua kaya gini. Kenapa ngga Kamu bikin aku jadi malaikatMu aja sih, jadi ga gadag dan ga galau kaya gini kan? Kalau aku ga dijadiin malaikat harusnya Kamu gausah bikin aku sekalian. Aku gabisa kan nyatanya ngehadepin masalah ini? Kalo gitu mau tunggu apa lagi coba, tunggu mati?

Sampe kapan kalo aku nunggu mati tapi kerjaan aku cuma nyusahin orang dan berbuat dosa melulu?

Kalo gitu caranya, mending aku pergi aja, hidup sendiri, terserah mau luntang-lantung juga..

mendingan aku mati aja deh, ambil pisau, simpen di rusuk, trus dorong diri sendiri ke tembok, sedikit sakit abis itu aku gaakan ngerasain apa-apa lagi, simple kan? As simple as that!

Lagi lagi, aku diselamatkan oleh dunia mimpi. Selalu begitu. Setiap pikiranku makin tak karuan, pasti dunia mimpi menjemput, padahal aku sama sekali tidak ingin tidur, ngantuk pun ngga.

Bahkan, aku sendiri tidak ingin berada dalam dunia mimpi itu -______-

Tapi anehnya, semalam, aku sama sekali tidak memimpikan apapun. Entah karena Dia tahu bahwa memang aku butuh sesuatu yang menenangkan. Dimana sejenak semua masalah tiada. Iya, tidur, dengan lelapnya..

Aku menemukan tubuhku dalam keadaan yang sama seperti aku tidur semula. Tidak ada pergerakan sama sekali. Menandakan seberapa aku lelapnya tidur. Tapi aku menyesal untuk bangun, karena  pikiran itu kembali menyerang disaat suasana seketika menjadi seperti ada perang dingin. Dingin sekali. Rasanya seseorang lupa menutup kulkas.

Sampai, ia menceritakan semuannya, aku bisa mendengar suara lirihnya karena tak sanggup membendung air mata yang sejak semalam ingin ia curahkan kepada orang yang memang seharusnya mengetahui hal ini. Aku sendiri sudah kehabisan air mata untuk menangisi masalah ini.

Semalam memang sudah aku habiskan, mungkin belum, tapi cukuplah untuk menahan pada saat aku tidak ingin menangis dan membuat ia semakin deras.. Sampai nanti malam lagi, mungkin tangis semalam tidak akan bertahan sekuat itu.

Yah, sombong banget ya bisa nangis aja, padahal itu tanda lemah, kalau begini, memang aku lemah karena aku memang tidak sanggup untuk berpura-pura tegar.

Aku bukan manusia setengah dewa yang bisa bertahan melalui segalanya sendirian tanpa bantuan siapapun, tanpa berbagi beban. Tuhkan, hidup aku memang nyusahin orang lain, bagi-bagi beban. Maaf yaaa...... v^^

Yap, itulah cerita -seseorang yang mencoba untuk tegar tetapi hidup berkata lain-, hahahahahhaha kaya nama Facebook kaum Alay aja. Baiklah, bisa dapet pelajarannya?

God gives me too much way until I don't know which one that I should choose. But, the point is, there might be another reason, another way, that will carry me to the things I want, even carry me to the things that exactly the best for me, and that's how simple life if, only the problems that make it seems complicated. Thanks God, it's gorgeous..

Kamis, 27 Juni 2013

Reflection

Mungkin saat ini bukan saatnya untuk menulis. Tetap aku lakukan. Masalah benar salahnya, toh tidak ada ruginya juga.

Actually, I just realize if I have to eliminate something that probably disturb me to be what I want.

Entah "hal-hal" itu atau memang diriku sendiri yang salah. Tapi, selama keduanya tidak ada ruginya, boleh dong dicoba? Toh, this is my life.

Semakin kesini, aku semakin melihat dengan jelas. Hal-hal yang sama sekali aku tidak boleh masuk teralu dalam. Karena terlalu dalam itu bisa menyebabkan sakit yang amat dalam. Jadi, lebih baik lari dibanding harus berjalan mundur tapi tetap tertarik ke dalam sana.

Mungkin hanya orang yang sedang dalam suasanaku saja yang bisa mengerti paragraf ini.

Mungkin juga, hal yang seharusnya tak aku pikirkan melulu aku ulang untuk me-rewind semuanya. Padahal, sudah jelas hati dan pikiran sama sekali tidak ingin ada lagi dalam ruang nostalgia. Sekali lagi, ini bukan saat yang tepat untuk menulis.

Semuanya terjadi begitu saja. Tanpa aku bisa berbuat apa-apa.

Kali ini, fungsi Tuhan sebagai Yang Segalanya lah yang bisa mengerti hal ini. Kenapa Kau berikan aku semua ini, disaat yang amat tidak tepat, dan saat aku sudah hampir melepaskan semuanya?

Mungkin, semuanya hanya hal yang aku buat terlalu berlebihan. Maka dari itu, aku butuh kejujuran dari seseorang yang sama sekali tidak menggunakan kata "berlebihan" ini dalam hidupnya. Aku benci kata berlebihan ini, aku benci diriku sendiri.

Mungkin, semuanya memang terlalu berlebihan sebelum aku pikirkan. Semuanya sudah terlanjur sangat kritis sehingga saat mendatangiku, membuatku semakin keras untuk berpikir bahwa akulah yang salah.

Mungkin, semuanya pebodohan.

Mungkin, Tuhan ingin tahu seberapa besar skill aku untuk melawan hal seperti ini. Iya, hal berlebihan seperti ini.

Semakin kesini, semakin aku merasa bahwa aku orang yang fiksi.

Biar aku ungkap semua dalam ucap, bukan dalam tulisan.

Sebagaimanapun aku, hal ini yang paling aku hindari.

Aku terlalu takut untuk berbicara. Karena, apakah kau tahu berbicara membutuhkan energi yang lebih banyak dibanding menulis. Adrenalin-mu akan lebih terasa saat kamu berbicara, apalagi saat kamu mengatakan hal-hal dengan sejujur-jujurnya diatas ke"muka dua-an" mu.

Aku yakin, hanya yang ada dalam situasi yang sama denganku lah, yang bisa mengerti tulisan ini.

Hey, semakin kesini mataku semakin jelas untuk bisa meihat.

Kau tahu, hal apa saja yang aku benci?

Aku benci...

Pembantaian, perampasan hak, blablabla, mungkin bahasanya terlalu formal.

Aku benci saat aku diharuskan menjadi yang pertama dalam melakukan sesuatu, tapi aku menyukainya, saat itu termasuk hal yang penting.

Aku benci saat harus mengadapi seseorang yang menangis, orang yang sedih, hanya karena HAL YANG TIDAK PASTI, HAL YANG FANA, HAL YANG KAMU TAHU KAMU HARUS MELPAKAN ITU TAPI KAU TERUS BAHAS ITU AGAR AKU BISA MENJADI PENGGANTI DARI ORANG YANG SUDAH MEMBUATMU SEDIH padahal harusnya kamu cerdas, saat kamu cari pengganti itu, maka dia juga yang akan menjatuhkan kamu, ke lubang yang lebih dalam.

Aku benci saat seseorang harus BERPURA-PURA MENERIMA AKU DENGAN BAIK, TRUST ME, I CAN SEE EVERYHING BEHIND YOUR EYES.

Aku benci saat seseorang harus MEMBUAT AKU MELAKUKAN SUATU HAL BERKALI-KALI, BERULANG-ULANG, awalnya aku senang, tapi MAKIN LAMA ITU MENGGANGGU. I HAVE MY OWN LIFE.

Aku benci saat, WHEN EVERYBODY ARE TRYING TO BLAME ME BECAUSE OF UNIMPORTANT THINGS.

Aku benci, SAAT KEMERDEKAANKU TERAMPAS. MERDEKA DARI MEMIKIRKAN KAMU YANG MELULU MEMPERBUDAK AKU UNTUK TIDAK MELAKUKAN SEMUA HAL KECUALI MEMIKIRKAN KAMU. Kamu jangan senang, karena aku benci kamu yang membuat aku seperti ini.

Aku benci, saat semua orang MENARUH EKSPEKTASI TERLALU TINGGI KEPADAKU. SEHARUSNYA KALIAN TAU AKU BUKAN MANUSIA SETENGAH DEWA YANG BISA DAN BERHASL MELAKUKAN SEMUA HAL.

Aku benci, saat semua orang BERBICARA DENGAN NADA TINGGI SAAT MEMINTAKU MELAKUKAN SESUATU.

Aku benci saat harus MEMIKIRKAN SEBERAPA LELAHNYA AKU YANG MELULU DIKEJAR OLEH WAKT, PADAHAL HARUSNYA SEBALIKNYA.

Aku benci saat aku sudah mencoba yang TERBAIK DENGAN SEJUJUR-JUJURNYA tapi TIDAK ADA YANG MENGHARGAI AKU. BAHKAN ORANG YANG TIDAK SEJUJUR DAN TIDAK SEGIGIH AKU MENDAPATKAN YANG LEBIH. MANA SILA KE-5 PANCASILA, BULLSHIT

Aku benci saat SEMUA ORANG MENDIKTEKU APA SAJA YANG HARUS AKU LAKUKAN. i KNOW WHAT I DID, I KNOW WHAT I DO, I KNOW EXACTLY WHAT I HAVE TO DO, BECAUSE IT'S ME, THAN IT WOULD BE BETTER IF YOU LET ME DO IT WITH MY WAY.

Aku benci saat AKU MENCOBA UNTUK BERBAGI BEBAN TAPI TERNYATA MALAH MENAMBAH BEBAN ITU SENDIRI. TERNYATA MALAH MEMPERKERUH SUASANA.

Aku benci saat AKU BUTUH NASIHAT YANG BAIK, DIA MEMBERIKAN PANDANGAN NEGATIFNYA TENTANG MASALAHKU DAN MENYALAHKAN AKU, DAN MEMBERIKAN NASIHAT YANG SAMA SEKALI TIDAK PENTING DAN AKU MERASA MELAKUKAN HAL INI HANYALAH MENGHAMBUR WAKTU SAJA.

Aku benci saat AKU BERTANYA DIA BERTANYA BALIK DAN HAL ITU SANGAT MENGGANGGU. SAAT AKU BERTANYA KEJELASAN TAPI MALAH ORANG ITU KEMBALI BERTANYA DENGAN KATA YANG SAMA PERSIS.

Aku benci saat dimana TIDAK ADA TEMPAT BAGIKU UNTUK PULANG KE SUASANA YANG DAMAI DAN TENTRAM, SEJENAK TANPA MASALAH. BAHKAN ALAM MIMPI PUN TIDAK BISA

Aku benci saat SEHARUSNYA KAU DIAM TAPI KAU MALAH BERBICARA

Aku benci saat AKU HARUS DIPAKSA BERBICARA DISAAT AKU SAMA SEKALI TAK INGIN BICARA

Aku benci saat AKU HARUS MENJADI ORANG YANG SUSAH PADAHAL ORANG LAIN YANG MEMBUTUHKAN AKU, BUKAN AKU YANG BUTUH DIA. HARUSNYA YANG SUSAH ITU KAMU, KAMU SEBAGAI ORANG YANG BUTUH AKU, BUKAN AKU

Aku benci saat AKU HARUS DENGAN TERPAKSA MENJELASKAN SEMUANYA DISAAT AKU SAMA SEKALI TIDAK INGIN BERBAGI.

Aku benci WHEN EVERYTHING PULL ME IN WHEN I WON'T HAVE ANY PROBLEM AT ALL

Aku benci saat SESEORANG DENGAN BERANI MENGHAKIMI AKU TANPA BERCERMIN TERLEBIH DAHULU

Aku benci saat HIDUP ORANG LAIN, URUSAN ORANG LAIN, JALAN KELUARNYA HANYA AKU. HIDUP KAMU ITU KAMU URUS SENDIRI, BUKAN MALAH AKU YANG MENGHADAPI SEMUANYA DAN KAMU BERSEMBUNYI DIBALIK AKU.

Aku benci SAAT HARUS MENDENGAR JOKES YANG SAMA SEKALI TIDAK MENGHIBURKU DAN KAU PAKSA AKU UNTUK MERASA SENANG DISAAT HAL ITU SAMA SEKALI TIDAK MUNGKIN UNTUK TERJADI

JADI INTINYA, KALAU MEMANG KAMU MEMBUTUHKAN AKU SEBAGAI TEMAN YANG BAIK, JANGAN LAKUKAN HAL-HAL DIATAS, KARENA AKU TAK SEGAN MELAKUKAN HAL YANG BISA MENYAKITI HATIMU, KARENA MEMANG HAL DIATAS SANGAT MENGGANGGUKU. DAN HAK AKU JIKA MEMANG AKU HARUS MENYINGKIRKAN KAMU SAAT KAMU MEMANG SUDAH DALAM TINGKAT MENGGANGGU YANG TERAMAT SANGAT!

Terlalu banyak kan yang aku benci? Sebaiknya memang seharusnya kamu yang merasa salah satu diatasnya introspeksi diri. Mungkin aku juga butuh waktu untuk menjernihkan dan memilah sebenarnya apa yang aku benci dan apa yang aku suka. Siapa yang aku benci dan siapa yang aku suka.

But sorry, my hearth has closed to anyone, it's because of nothing, because of  nothing inside it except Allah and my parents. Period

Rabu, 12 Juni 2013

Chance To Change

Apa yang kamu sudah lakukan, sebelum nantinya waktumu dihentikan oleh-Nya?

Ini pertanyaan yang sampai saat ini belum juga bisa aku jawab. Aku pikir, hal yang selama ini aku lakukan tidak jauh dari kata munafik, maksiat, tercela, entah kata apa yang bisa menjelaskannya dengan tepat. Hal ini juga yang membuat aku berpikir, bukankah lelahku ini, sakitku ini, adalah tamparan dariNya agar menjadi hambaNya yang lebih baik? Iya, Dia masih sayang aku


Apa lagi yang bisa aku perbuat
Jika nantinya Izrail sudah ada di hadapanku
Dan sudah membungkam mulutku
Membekukan tubuhku
Apalagi?
Takut, ya, takut akan kematian

Tapi, aku juga bukan seorang gadis yang juga kuat dengan siksaan dunia..
Dengan langit
Bintang, bulan, matahari, Mars-Mu
Yang tak jua aku sanggup melihatnya
Malu akan beratnya dosa di tengkuk ciptaan-Mu ini

Entah apa rasanya nyawa ini Kau ambil
Semua kuku terlepas
Dikulitinya kulit
Dicabutnya gigi
Ditariknya rambut
Semuanya terjadi dalam momen yang sama

Tiap sujud adalah jarak terdekat hamba dan Tuhannya
Saat itulah, aku mengucap doa

Ya Allah, Ya Muntaqim, Ya Rauuf
Cabut nyawaku sekarang
Agar aku "pergi" saat aku dekat denganMu
Khusnil khatimah

Kau sudah membuat aku sekuat yang Kau mau
Tapi sungguh, bukan aku orangnya
HambaMu yang sanggup menahan rasa sakitnya dunia

Jika ada bintang jatuh
Aku kan berharap untuk bertemu diriMu, Ya Qudus
Aku ingin menjadi malaikatMu, bukan hambaMu di dunia ini
MalaikatMu yang takkan pernah bisa berdosa
Yang takkan pernah mengkhianatiMu
Bukan seperti manusia, seperti aku, Ya Rabb

Ya Allah, Ya Aziiz, Ya Khaliq
Jika memang Kau masih ingin aku hidup di sini
Berikan aku kekuatan, kesabaran, dan yang terbaik untukku
Kekuatan untuk melawan setanMu yang terkututk
Kesabaran untuk merasakan sakitnya duniaMu
Jika memang sakitnya membalas sakit siksa kuburMu
Aku rela

Ya Allah, Ya Ghafuur, Ya Syakur
Jika memang Kau ingin memanggilku
Panggilah aku
Tapi, aku bukan gadis yang sanggup bertahandengan siksa kubur
Jangan jadikan aku ahli neraka
Yang akan bertemu iblis-iblis yang bahkan bertasbih untukMu
Sedangkan aku? Hanya sekedar mengingatMu

Ya Allah, Ya Kariim, Yaa Khofidh
Air mata ini, untuk apa kau ciptakan?
Aku yakin, ini bukan untuk orang yang bukan muhrimku
Aku tahu jawabannya
Hanya untuk hati yang seutuhnya milikMu
Untuk jiwa yang seutuhnya milikMu
Untuk status yang sepenuhnya milik orangtuaku
Untuk kekhilafan yang nantinya Kau ampuni

Ya Allah
Jadikan dunia ini dunia yang baik bagiMu
Jadikan manusiaMu manusia yang sebaik-baiknya bagiMu
Yang senantiasa mengingatMu
Yang senantiasa beriman kepadaMu
Yang senantiasa bersujud hanya kepadaMu Ya Rabb

Sepenggal puisi di atas adalah salah satu bentuk betapa aku takutnya akan kematian saat ini. Bukan hanya karena dosa, tapi sakitnya sakaratul maut-Nya.

Tapi, kalau meninggal itu, kita bisa tahu, siapa orang yang akan merasa kehilangan kita, yang datang melayat kita, yang meng-sholatkan kita, yang membaca yasin untuk mengiringi kepergian kita, yang akan menyaksikan bagaimana kita akan menyatu dengan tanah, yang akan mendoakan kita ditiap akhir doanya, yang akan menangisi kita, yang akan merindukan kita.

Apa yaa rasanya mati yaa?

Hai Juni, seberapa dekat kamu dengan Ramadhan?

Masih ingat caranya puasa kan? Harusnya iya.

Kalian tau ngga, tidak hanya puasa bentuk ibadah, melihat langit juga
Ngeliat langit ada doanya, memakai baju baru ada doanya
Intinya, Islam itu, berdoa
Berdoa dengan caranya masing-masing
Dengan maknanya masing-masing
Dengan balasannya yang indah
Yang datang dengan masing-masing jalannya sendiri

Keep pray to Allah, He never sleep, He always love you
If He is The One Who never Leave You, don't ever forget Him