Hari ini adalah hari yang paling melegakan sekaligus paling menyesakkan. Bisa dibayangkan seperti apa rasanya menjadi aku dari 1 minggu ini? 1 tahun ini?
Iya, aku yang sebenarnya selalu menegakkan kejujuran, tapi aku baru sadar seberapa benci aku untuk mendengar sebuah kejujuran yang sudah pasti menyakitkan. Tapi kamu gaakan pernah bayangin segimana kejujuran itu indah diakhirnya. Tidak seperti berbohong, seperti memakan buah simalakama.
Mungkin memang seharusnya aku ngga menceritakan semua masalahnya disini..
Aku nungguin saatnya aku mati nanti, apa yang bakal mereka nilai dari cara aku menghadapi masalah demi masalah yang aku rasa hanya segelintir orang yang bisa lihat aku nangis. Haha, 1 kali nangis juga cukup kali, yu. Tapi kenyataannya, berulang kali mata ini debus, berkaca-kaca. Mungkin ini salah satu bentuk nangis. Dalam kamus aku, sudah jelas tertulis dengan Bold, Italic, dan Underline bahwa nangis itu pertanda lemah.
Aku sudah terlanjur dididik untuk tidak menghadapi semuanya dengan air mata. Karena itu tidak akan menghanyutkan semua masalah yang ada. Hanya rasa reda sejenak dan akan tetap datang lagi. Buat kalian yang terlalu mudah untuk menangis, mungkin kamu harus berpikir beberapa kali untuk menangis.
Mungkin ini bisa jadi tips untuk kalian..
Aku nangis, hanya disaat semua orang tidak bisa melihat aku menangis. Tengah malam adalah waktu paling tepat, saat semua orang sudah sibuk dengan dunia mimpi mereka, sedangkan aku masih bertahan karena aku takut dengan mimpi buruk jika isi otakku hanya ada hal-hal seperti ini.
Aku nangis, hanya disaat semua orang tau kalau aku sedang ada di puncak kebahagiaan. Mungkin skill aku untuk bisa membuat orang tertawa menjadi salah satu jurus jitu. Saat semuanya sibuk tertawa, aku akan sibuk menyeka beberapa butir air mataku dan berpura-pura bahwa aku tertawa puas hingga mengeluarkan air mata, that's simple!
Aku nangis, hanya saat memang itulah tempatnya aku menangis. Pemakaman kek, rumah duka kek, atau mungkin tempat renungan. Ya memang itulah waktu dan tempat paling tepat untuk menangis.
Aku menyesal karena aku pernah menyumpah serapahi orang yang mencoba dan sudah meninggal karena bunuh diri. Untuk beberapa saat, aku merasa memang mungkin jalan terbaik adalah itu. Bahkan, detik ini pun aku menyumpah serapahi aku yang semalam sudah berpikiran untuk bunuh diri saja, meskipun Bayg*n di rumah habis.
Ya, aku mau cerita hal ini..
Semalam adalah malam tergadag, terstess, dan termenyiksa yang pernah aku lewati sepanjang aku hidup. Mendengar seseorang menangis karena aku melakukan, memutuskan sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak tahu bahwa hal itu adalah salah dan sangat "nyeredet hate" bro, basa sundana mah kira leuwih eta. Duh neng geulis ngomong sunda euy -_-
Dan malam itu juga, ada Act Of Valor di Fox Movies, sedikit mengobati ke-gadag-an sih sebenarnya. Act Of Valor tuh tentang misi tentara begitu deh kurang lebih, tau sendiri kan kalo aku itu suka banget sama tentara. :----*
Lalu, aku mendengar suatu pembicaraan antara, yah, 2 orang penting dalam hidup aku.. Mereka membicarakan tentang sesuatu yang sebenarnya aku tidak ingin dengar. Namaku juga disebut dalam pembicaraan itu, bahkan sampai-sampai salah satu dari mereka menangis. Itu yang membuat aku merasa tertusuk secara batin. Aku lagi, aku lagi.
Aku pengen cerita sama siapa? Oke, chat someone, no one answer, maybe because that night, the sky was too dark to let human stay awake..
Di dalam, aku perang batin. Aku lagi, aku lagi. Mungkin aku hidup itu cuma nyusahin aja ya. Dari awal juga aku udah bilang kan aku hidup di dunia ini tuh gaada gunanya selain cuma buat dosa melulu.
Harusnya aku dari awal diciptain bukan jadi manusia yang hidupnya fana, drama semua kaya gini. Kenapa ngga Kamu bikin aku jadi malaikatMu aja sih, jadi ga gadag dan ga galau kaya gini kan? Kalau aku ga dijadiin malaikat harusnya Kamu gausah bikin aku sekalian. Aku gabisa kan nyatanya ngehadepin masalah ini? Kalo gitu mau tunggu apa lagi coba, tunggu mati?
Sampe kapan kalo aku nunggu mati tapi kerjaan aku cuma nyusahin orang dan berbuat dosa melulu?
Kalo gitu caranya, mending aku pergi aja, hidup sendiri, terserah mau luntang-lantung juga..
mendingan aku mati aja deh, ambil pisau, simpen di rusuk, trus dorong diri sendiri ke tembok, sedikit sakit abis itu aku gaakan ngerasain apa-apa lagi, simple kan? As simple as that!
Lagi lagi, aku diselamatkan oleh dunia mimpi. Selalu begitu. Setiap pikiranku makin tak karuan, pasti dunia mimpi menjemput, padahal aku sama sekali tidak ingin tidur, ngantuk pun ngga.
Bahkan, aku sendiri tidak ingin berada dalam dunia mimpi itu -______-
Tapi anehnya, semalam, aku sama sekali tidak memimpikan apapun. Entah karena Dia tahu bahwa memang aku butuh sesuatu yang menenangkan. Dimana sejenak semua masalah tiada. Iya, tidur, dengan lelapnya..
Aku menemukan tubuhku dalam keadaan yang sama seperti aku tidur semula. Tidak ada pergerakan sama sekali. Menandakan seberapa aku lelapnya tidur. Tapi aku menyesal untuk bangun, karena pikiran itu kembali menyerang disaat suasana seketika menjadi seperti ada perang dingin. Dingin sekali. Rasanya seseorang lupa menutup kulkas.
Sampai, ia menceritakan semuannya, aku bisa mendengar suara lirihnya karena tak sanggup membendung air mata yang sejak semalam ingin ia curahkan kepada orang yang memang seharusnya mengetahui hal ini. Aku sendiri sudah kehabisan air mata untuk menangisi masalah ini.
Semalam memang sudah aku habiskan, mungkin belum, tapi cukuplah untuk menahan pada saat aku tidak ingin menangis dan membuat ia semakin deras.. Sampai nanti malam lagi, mungkin tangis semalam tidak akan bertahan sekuat itu.
Yah, sombong banget ya bisa nangis aja, padahal itu tanda lemah, kalau begini, memang aku lemah karena aku memang tidak sanggup untuk berpura-pura tegar.
Aku bukan manusia setengah dewa yang bisa bertahan melalui segalanya sendirian tanpa bantuan siapapun, tanpa berbagi beban. Tuhkan, hidup aku memang nyusahin orang lain, bagi-bagi beban. Maaf yaaa...... v^^
Yap, itulah cerita -seseorang yang mencoba untuk tegar tetapi hidup berkata lain-, hahahahahhaha kaya nama Facebook kaum Alay aja. Baiklah, bisa dapet pelajarannya?
God gives me too much way until I don't know which one that I should choose. But, the point is, there might be another reason, another way, that will carry me to the things I want, even carry me to the things that exactly the best for me, and that's how simple life if, only the problems that make it seems complicated. Thanks God, it's gorgeous..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar