Malam ini, mungkin bukan malam yang tepat untuk membuka mata, hati, dan telinga kamu. Tapi, suatu saat, mungkin barulah kamu bisa membukanya
Bisa melihat, bukan berarti tidak buta. Bisa mendengar, bukan berarti tidak tuli. Bisa merasakan, bukan berarti punya hati.
Sejak saat "masa remaja", aku mulai mengenal 3 kalimat jitu ini. Aku ternyata orang yang buta, tuli, dan tak punya hati.
Aku buta, karena ternyata, aku lebih banyak mengeluh dibanding melihat seberapa derasnya arus kehidupan.
Kalian ngerti ngga sih?
Aku mengeluh dengan jumlah novelku yang juga belum menumpuk 1 laci, ditengah anak-anak lain yang sama sekail belum pernah menyentuh buku.
Semua aku pandang sebelah mata. Semua serba aku, aku, dan aku. Jika hidup ini hanya aku, rasanya tidak mungkin
Jika hidup hanya menjalankan ego saja, lalu, kapan giliran hati yang dijalankan? Perasaan "ingin" pasti tidak bisa terelakkan. Aku tau itu. Tapi, tidak mungkin semua di dunia ini milik aku
Tuli, ini lebih miris. Kamu lebih banyak menggunakan diksi untuk berbicara, tapi itu tidak bisa menjadikan kamu tuli. Hidup ini harus setengah kosong setengah isi. Layaknya gelas yang diisi setengah. Sebanyak kamu berbicara, sebanyak itu pulalah kamu mendengar. Bukan seperti pemerintah yang melulu berkoar-koar tapi tak pernah mendengar masyarakatnnya yang merintih. Bukan seperti rakyatnya juga yang melulu mengeluh tapi tak pernah mendengarkan solusi yang sudah berkali-kali diberikan.
Hati. Ini adalah bagian dari kehidupan yang paling indah, namun, paling bisa disalahkan saat seseorang mengambil satu keputusan yang sangat salah.
Disaat mulut kita berdusta, hati kecil kita tak akan pernah berdusta. Jangan terlalu sering menyiksa hati kecilmu, jangan sampai suatu saat nanti kau kehilangan hati kecilmu itu.
Disaat pikiran mengarah ke satu tujuan yang dipaksakan, atau mungkin karena gengsi, hati kecilmu akan mengatakan jalan yang seharusnya kau pilih, jangan kau tersesat dalam hati kecilmu sendiri.
Disaat kamu harus memilih antara "ya" dan "tidak".
Selama saya mendapat pertanyaan sejenis ini, saya selalu menutup mata dan mendengar baik-baik bisikan hati kecil ini. Dan hampir semua tebakan hati nurani itu benar. Selalu aku merasa menyesal disaat aku tidak mengikuti kata hati nuraniku sendiri.
Hati kecil juga, yang menimbulkan sifat manusiawimu.
Kata hati-hati, jika aku cermati, rupanya ini bukan sembarang kata. Hati-hati. adalah peringatan untuk mendengar hatimu. Pasti pernah kan bilang "Ah, tau gitu gausah"
Jangan sampai kau mengucapkan hal ini sebelum kamu membuka hatimu dengan sebaik-baiknya.
Mungkin Tuhan Maha Adil, memberi cerita kelam, juga cerita indah. Diikuti dengan suka duka dan orang-orang terkasih, maupun orang-orang ter.. apapun itu namanya, tapi tak baik kita menyebutnya musuh.
Mungkin tulisan ini tidak cukup membuka mata, hati, telingamu. Tapi, cobalah cari titik dari dalam dirimu yang pada akhirnya membuka 3 hal yang harusnya manusia miliki.
Jika kamu belum pernah mencoba, maka kamu tidak akan pernah merasakannya..
Silahkan mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar