Rabu, 22 Mei 2013

Flashing Back

Selamat bergabung dengan silly life ini..

Kali ini, ada satu hal yang bikin penasaran. Suddenly, I miss everyone in my life..

Orang pertama yang terkilas adalah.... Alm. Noto Cipto Nartomo


Kalau kalian tahu, ini  saudara tapi tak sedarah. Rasanya dekaat sekali dengan almarhum saat aku masih kecil. Penasaran bagaimana cerita berakhirnya helaan nafas almarhum, search aja nama ini di Mbah Google. Kalo harus nulis disini, NANGIS darah bisa bisa hahaa :')

Kiri - Dr. Noto Cipto | Kanan - Pandji




Tapi, yaa mungkin harus aku ceritain semasa hidupnya bersama aku.

Beliau ini bisa dibilang orang yang sangat pintar dan cerdas dan bergelar dokter, yaa bisa dikaitkan dengan materinya yang melimpah kan? Sebenarnya aku dekat dengan beliau bukan karena itu.

Saat itu, mungkin umurku masih sekitar 3 tahun. Beliau adalah tetangga belakang rumahku. Mungkin bisa dibilang semua orang juga sudah tau kalau aku dan beliau ini sangat dekat.

Sering kami bermain bersama. Mungkin disela kesibukkannya, saat liburan, dimana beliau dan keluarganya ada di rumah, aku bermain kesana. Berawal dari hanya bertamu, kemudian aku merasa sangat cocok berada disana. Sampai-sampai aku tidur di rumahnya. 

Dan kebiasaan ini berlangsung lamaaa sekali.

Aku masih ingat dengan jelas. Saat aku sudah mulai masuk TK, beliau pernah mengantarkan aku. Yaa mungkin tak sesering pembantuku yang mengantarkan. Setiap hari Jumat dan Sabtu, setiap sekolah aku diantar almarhum. Kadang dengan mobil Citrunnya, kadang naik motor Harleynya. Padahal letak sekolahku, 1 km saja tidak ada. Hahaa :')

Lalu, aku pulang, makan siang, dan pasti ingin bermain ke rumah almarhum.

Aku juga masih ingat, tanpa ada satu memori pun yang hilang. Almarhum pernah mengajakku menguras kolam ikannya. Kolam itu berada di bawah ruang tamu rumahnya. Bisa dibayangkan ruang tamu yang berbentuk panggung dengan kolam besar sekali di dalamnya.

Aku membantu memindahkan beberapa ikan yang ada untuk dimasukkan ke ember karena kolam tersebut hendak dibersihkan. Sebesar itu, kami kerjakan hanya berdua. Aku ingat, ada satu ikan mas yang besar sekali, berwarna emas, dan itu yang paling aku suka. Almarhum mengambilnya, memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut ikan itu.

Aku hanya tertawa, dan segera memasukkan ikan ikan yang lain. Ini adalah surga bagi anak seusiaku saat itu, bermain air dan ikan!

Kadang, aku tidur dengan almarhum dan istrinya. Sebenarnya, mereka punya anak, tapi hanya 1 dan dia adalah seorang perempuan yang pada saat itu sedang kuliah di ITB. Anaknya pintar, cantik, baik sekali. Kadang pula aku bermain dengan Mbak Lolita ini. 

Sampai-sampai, mereka mengantarku kembali ke rumah karena ngompol. Haha, ingat sekali hal itu :')

Hal lain yang tak kalah aku lupa, saat beliau mengantar aku ke kantornya. Ya, sebuah klinik besar yang ada di pusat kota. Aku digendong beliau. Banyak orang yang ternganga-nganga melihat aku yang putih dan gembul itu digendong, karena, Om kan hanya punya anak sulung itu, lah ini anak dari yang mana? Loh?!!! salah salah

Aku ingat. Saat itu beliau mengantar aku untuk mencabut gigi susu pertamaku yang tanggal. Rasanya sakit, tapi setelah itu, Om membelikan aku es krim. 

Ada hal lain yang aku juga suka. Saat aku bermain di sofa panjang ruang tamunya itu. Sambil mendengar burung tekukur putih yang terus bersuara. Kadang, aku pura-pura ikut membaca majalah, seperti Om, Tante, dan Mbak Lolita. Mereka geli melihat aku yang sama sekali belum bisa membaca mengikuti apa yang mereka lakukan.

Yah... Kenangan itu, hilang sekejap..

Sampai usiaku 5 tahun, aku sudah hendak mauk ke SD, diiringi dengan pindahnya rumah kami. Ayah, Ibu, 2 kakakku, dan adikku yang masih sekian tahun datang untuk berpamitan. Mungkin saat itu memang aku tidak mengerti apakah akan ada perpisahan. Tapi, memang benar.

Ibu cerita kepadaku, "Hayu, kamu tahu ngga? Waktu kita mau pindah ke rumah ini, Om Noto tuh minta rumah belakang kita, sama kamu. Pak Noto pengen kamu ditinggal (diangkat jadi anaknya). Ya jelas Ibu Bapak gamau" 

Sekilas, aku kesal kenapa orangtuaku tidak tinggalkan aku saja dengan Om. Tapi, makin kesini, aku mensyukuri aku tetap berada di keluarga KEJAWEN ini. 

6 tahun kami tidak bertemu, 7 tahun, saat itu aku sudah kelas 2 SMP. Saat itu pulalah aku mendapat undangan pernikahan Mbak Lolita dengan Mas Dipo. Rupanya, Mas Dipo ini mirip sekali dengan kakakku yang laki-laki. Gantengnya, tingginya, gagahnya, sama persis sis sis... Sampe beberapa tetangga terheran-heran karena itu mirip sekali dengan kakakku. Kalau mungkin kakakku ada, Mbak Lolita ga bisa bedain mana calon suaminya mana kakakku hahahaha

Tak lama berselang, aku mendengar kabar Mbak Lolita yang hamil 2 bulan. Senangnyaa! Pasti nanti saat lahiran posisiku dahulu digantikan dengan anak yang tengah dikandung Mbak Lolita ini :)

Jelang 3 bulan kemudian, saat itu 1 bulan lagi menjelang ramadhan. Aku nyalakan televisi. Kecelakaan pesawat 2 awak. Duh, sedih banget. Aku segera cari channel lain karena saat itu memang aku tak suka nonton acara berita siang.

Sorenya, Ayahku pulang dan segera berlari mencari remote TV. "Mbak Hayu tau ngga?" "Kenapa Pak?" "Om Noto ilang, disini! *menunjuk layar tv*" "Innalillahi. Ko bisa?" "Om Noto kan aneh aneh hobinya" 

Sekujur tubuhku menggigil. Ingin menangis, tapi aku tahan. Menjaga perasaan ayahku, takut cemburu dengan responku ini.

Tak berhenti aku doakan semoga beliau segera ditemukan. Dalan kondisi hidup tentunya.

Sampai satu hari, aku tidur pulas sekali. Dan aku bermimpi...

"Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikum salam. Eh Om Noto, ayo masuk, duduk dulu, sebentar yaaa"

Apa artinya itu.....

Aku menangis. 3 minggu sudah beliau tak kunjung ditemukan..

1 bulan. Besok sudah puasa. Pasti pencarian dihentikan. Yasinan pun pasti juga ikut berhenti...

Yah, pasrahkan saja. Keluarga sudah pasrah dengan kondisi nantinya. Tapi aku, masih jua berharap bisa berjumpa lagi dengannya, bermain lagi dengannya, menguras kolam lagi bersamanya, meskipun sekarang aku sudah tidak seimut dulu. *Eh

Nanti malam sudah tarawihan, doa pertamaku mudah-mudahan dijabah....

Sorenya, aku dan ibu sedang mendiskusikan rencana saur pertama, mau makan apa.

Ayah menelfon handphone ku. Aneh, kalau HP yang menjadi tujuan ayah menelfonku, pasti ini urgent.

"Hayu! Om Noto sudah ketemu. Bapak lagi di ruang autopsi Rumah Sakit Hasan Sadikin. Sudah dulu ya"

Innalillahi wainnailaihi rajiun...



Air mata sudah habis keluar. Mungkin mimpi itu, artinya ia hendak berpamitan..

Ya Allah, beri keluarganya ketabahan

Manusia memang berhak untuk berikhtiar dan bertawakal. Tapi, yang menentukan hanya Allah, dan pasti ada hikmah dibalik itu semua. 

Aku tidak bisa ceritakan bagaimana kondisi Om terakhir, yang Ayahku lihat. Mendengarnya saja aku sudah tak sanggup. Intinya, penemu jenazah dan puing pesawat bahkan mengenalinya dari kartu identitas yang tidak terbakar. Bisa dibayangkan seberapa parahnya hingga tidak bisa sampai dikenali, sama sekali. :')

Aku datang ke 1 minggu tahlilannya. Aku tak sanggup untuk datang ke pemakaman. Saat disemayamkan di rumahnya pun, ditutup peti, sampai-sampai peti tersebut diberi mur agar tidak dibuka. 

Om, om yang sudah ganteng, om yang baik, om yang ceria, om yang ekstrim, om yang dermawan, om yang cerdas, om yang lucu, om, ayah keduaku, kini hanya aku kenang dalam ingatan saja. Selamat jalan om, sebenarnya aku masih tidak rela dengan keputusan-Nya untuk menjemputmu, dalam hobimu sendiri. Tapi, mungkin ada hikmahnya, dan pasti Dia sangat sayang kepadamu, Om, makanya kau dijemput lebih dulu. 7 tahun tidak bertemu... 

Semoga engkau diterima disisi-Nya 
Diterima segala kebaikan-kebaikan yang bahkan tak terhitung banyaknya
Kenangan-kenangan indah dengan orang-orang yang pernah kenal denganmu, semoga menjadi cahaya dalam gelap petimu
Semoga kuburmu dilapangkan, karena banyaknya engkau mengasihi mereka-mereka yang membutuhkan.. Aku kangen, Om.... :'''''''')
='''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar